BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Salah satu ciri manusia
adalah selalu hidup bersama manusia yang lainnya. Jarang sekali terdengar ada
manusia yang mampu bertahan hidupmenyendiri. Barang kali hanya ada dalam cerita
saja ada manusia yang bisa hidup sendiri. Namun, dalam kehidupan nyata, manusia
selalu hidup bersama dengan manusia yang lain. Itulah sebabnya, manusia disebut sebagai mahluk sosial. Salah satu ciri yang
menandai bahwa manusia adalah mahluk sosial, manusia senantiasa melakukan
interaksi sosial. Interaksi sosial berlangsung antara individudengan individu
yang lain, antara individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan
kelompok.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
pengertian interaksi sosial ?
2. Bagaimana
syarat – syarat terjadinya interaksi sosial ?
3. Apa
faktor – faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial ?
4. Aturan
– aturan apa saja yang berlaku dalam interaksi sosial ?
5. Bagaimana
bentuk – bentuk interaksi sosial ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT
INTERAKSI SOSIAL
1.Pengertian Interaksi Sosial
Dalam kamus bahasa Indonesia,
interaksi didefinisikan sebagai hal saling melakukan aksi,berhibungan,atau
saling mempengaruhi.dengan demikian interaksi social adalah hubungan timbal
balik (sosial) berupa aksi saling mempengaruhi antara individi dengan
individu,antara individu dan kelompok,dan antara kelompok dan
kelompok.sementara itu Gillin mengartikan interaksi social sebagai
hubungan-hubungan social yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu,individu
dan kelompok,atau antar kelompok.
Di dalam hubungan tersebut, individu
dan kelompok bekerja sama atau berkonflik,melakukan interaksi, baik formal atau
tidak formal langsung atau tidak langsung. Beberapa contoh interaksi social
adalah kerja sama antar anggota tim sepak bola dalam sebuah
pertandingan(hubungan kerja sama), debat antara calon presiden dalam
pembentukan kursi presiden (hubungan konflik),perbincangan atau diskusi antara kepala bagia dan bawahan di
sebuah kantor(hububgan formal),tawar menawar antara bembeli dan penjual di
pasar (hubungan informal)
Dari uraian di atas,terlihat bahwa
dalam interaksi social terjadi hubungan timbale balik yang melibatkan aspek
sosial dan kemanusiaan kedua belah pihak,seperti emosi,fisik dan kepentingan.di
dalam interaksi,salah satu pihak memberikan stimulus atau aksi dan pihak lain
memberikan respon atau reaksi.(Maryati, dkk, 2001:56)
Menurut Charles P.Loomis,sebuah
hubungan bisa di sebut interaksi sasial jika memiliki ciri-ciri berikit:
1) Jumlah
pelaku dua orang atau lebih
2) Adanya
komunikasi antar pelaku dengan menggunakan symbol atau lambing
3) Adanya
suatu dimensi waktu yang meliputi masa lalu,masa kini, dan masa yang akan
datang.
4) Adanya
tujuan yang hendak di capai sebagai hasil dari interaksi tersebut.(Maryati,
dkk,2001:56)
2. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Menurut Soerjono
Soekanto, interaksi social tidak mungkin terjadi tanpa adanya dua syarat yaitu
kontak social dan komunikasi.
a.
Kontak
sosial
Kata “kontak” (inggris:
“contact”) berasal dari bahasa latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan
tangere yang artinya menyentuh.jadi, kontak berarti bersama-sama
menyentuh.dalam pengertian sosialogi,kontak social tidak selalu terjadi melalui
interaksi atau hungan fisik,sebab orang dapat melakukan kontak social dengan pihak
lain tanpa menyentuhnya, misalnya melalui telepon,radio atau surat elektronik.
Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak.(Maryati,
dkk, 2001:56-57)
Kontak social memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1) Kontak
social dapat bersifat positif atau negatif.
Kontak social fositif mengarah pada sustu kerja sama, sedangkan kontak
social negative mengarah pada suatu pertentangan atau konflik.
2) Kontak
social dapat bersipat primer atau sekunder.kontak social primer terjadi apa
bila para peserta interaksi bertemu muka
secara langsung.misalnya kontak antara guru dan murid di dalam kelas,penjual
dan pembeli di pasar tradisional. Sedangkan kontak sekunder terjadi apabila
interaksi berlangsung melalui suatu
perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon.kontak sekunder dapat di
lakukan secara langsung atau tidak langsung.kontak sekunder langsung misalnya
terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT datang kerumahnya melalui
telepon.sementara jika ketua RW menyuruh sekertarisnya menyampaikan pesan
kepada ketua RT agar datang ke rumahnya,yang terjadi adalah kontak sekunder
tidak langsung.(Purnomo:2012)
b.
Komunikasi
Komunikasi merupakan
syarat terjadinya interaksi social. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu
adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan,gerakan-gerakan
fisik,atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Misalnya, seorang
gadis di kirimi sekotak coklat tanpa nama pengirim.gadis itu menerimanya dengan
suka cita. Tetapi ia bertany-tanya,
siapa yang mengirimkannya, apa maksudnya,apakah sekotak cokelat itu adalah
symbol cinta kasih atau hanya sekedar symbol persahabatan?
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu merupakan reaksi atau tafsiran sigadis
terhadap si pemberi cokelat.
Ada lima unsure pokok dalam komunikasi yaitu:
1) Komunikator,yaitu
orang yang menyampaikan pesan,perasaan atau pikiran kepada pihak lain
2) Komunikan,yaitu
orang atyau sekelompok orang yang dikirimi pesan,pikiran, atau perasaan.
3) Pesan,yaitu
sesuatu yang di sampaikan oleh komunikator.pesan dapat berupa
informasi,instruksi,dan perasaan.
4) Media,
yaitu alat untuk menyamnpauikan pesan.media komunikasi dapat berupa
lisan,tulisa,gambar dan film.
5) Efek,
yaitu perubahan yang di harapkan terjadi pada komunikan,setelah mendapatkan
pesan dari komunikator.
(Maryati,
dkk, 2001:57)
B.
FAKTOR
–FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL
1.
Imitasi
Imitasi
adalah suatu tindakan meniru orang lain.imitasi atau perbuatan meniru dapat
dilkukan dalam bemacam-macam bentuk.misalnya,gaya bicara,tingkah klaku, adat
dan kebiasaan,pola piker serta apa saja yang dimiliki atau dilakukan oleh
seseorang.menurut Dr.A.M.J.Chorus,ada syarat yang harus dipenuhi dalam
mengimitasi,yaitu adanya minat atau perhatian terhadap objek atau subjek yang
akan di tiru,serta adanya sikap menghargai dan memahami sesuatu yang akan di
tiru.salah satu contoh imitasi yaitu: adanya minat atau perhatian terhadap
objek atau subjek yang akan ditiru,serta adanya sikap menghargai, mengagumu,
dan memahami sesuatu yang akan ditiru.
Contoh
imitasi terdapat pada kegiatan seorang anak melihat anaknya menyetir mobil.
Tampa di ajari,anak itu belari-lari sambil kedua tangannya menirukan gerakan
seolah-olah tangan menyetir mobil.
Peran
imitasi dalam interaksi social antara
lain: Imitasi dapat mendorong seseorang untuk memetuhi norma-norma dan
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.Contohnya, seorang anak meniru orang
dewasa menyebrang lewat jembatan penyebrangan. Namun demikian,imitasi juga
dapat mengakibatkan sesuatu yang negative jika tindakan yang ditiru adalah
tindakan yang menyimpang dari nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di
masyarakat.contohnya, seorang pemuda meniru ayahnya yang mabuk atau seorang
pelajar meniru temannya y6ang membolos sekolah.
2.
Sugesti
Sugesti
berlangsung apabila seorang member pandangan atau sikap yang di anutnya,lalu
diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika si penerima sedang
dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat berfikir rasional.segala
anjuran dan nasehat yang di berikan langsung di terima dan di yakini
kebenarannya.pada umumnya sugesti berasal dari hal-hal berikut.
1) Orang
yang berwibawah,karismatik, atau punya pengaruh terhadap yang di sugesti,misalnya
orang tua,cendikiawan,dan ulama.
2) Orang
yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari yang di sugesti,misalnya pejabat
Negara atau pimmpinan perusahaan.
3) Kelompok
mayoritas terhadap kelompok minoritas.misalnya dalam suatu rapat OSIS,ada
seorang yang berpendapat berbeda terhadap suatu masalah. Tatapi karena semua
teman-temannya setuju,maka iapun mengubah pendapatnya.
4) Reklame
atau iklan di media massa. Contoh iklan yang menggambarkan suatu produk
deterjen mampu menghilangkan noda dalam hitungan dapat menggiring pendengar
atau penonton untuk membeli produk itu karena terpengaruh.
Terjadinya
sugesti bukan hanya karena faktor pemberi sugesti,tapi karena beberapa faktor
yang ada di diri orang yang diberi sugesti.faktor-faktor tersebut sebagai
berikut.
1) Terhambatnya
daya berfikir kriti..Makin kurang kemampuan orang mengkritisi sesuatu atau
seseorang,makin mudah orang itu menerima sugesti dari pihak lain.daya kritis
mengalami hambatan jika individu yang terkena stimulus sedang sedang dalam
keadaan emosional.misalnya,orang yang tengah marah besar pada tetangganya akan
mudah terprovokasi untuk melakukan perkelahian fisik.
2) Kemampuan
berfikir terpecah belah (dissosiasi). Dissosiasi terjadi ketika orang sedang di
landa kebingungan karena di hadapkan pada berbagai masalah. Jika dalam suasana
yang demikian ada pandangan,saran atau pendapat-pendapat orang,ia akan mudah
menerimanya tanpa piker panjang.
3) Orang
yang ragu-ragu dan pendapat yang
searah.orang yang dalam keadaan yang ragu-ragu pada umumnya akan mudah
tersugesti atau akan mudah menerima pendapat atau saran dari pihak lain,
apalagi pendapat itu searah sehingga orang yang ragu-ragu itu tidak bisa
berkomonikasi langsung dengan pihak tersebut.misalnya, pada kasus iklan
deterjen sebenarnya kita meragukan kebenaran iklan tersebut. Tetapi,kita
melihat dan mendengarnya setiap hari tanpa bisa bertanya tentang
kebenarannya,kitapun membelinya.pada kasus tersebu, sugesti berfungsi untuk
lebih meyakinkan pendapat yang sudah ada, walaupun masih ada keraguan.
(Maryati, dkk,
2001:61-63)
3.
Identifikasi
Identifikasi
merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan
pihak lain (meniru secara keseluruhan).identifiksi sifstnya lebih mendalam di
bandingkan imitasi karena dalam proses identifikasi,kepribadian seseorang dapat
terbentuk.contoh identifikasi terdapat pada seorang anak yang mengidolakan
ayahnya.ia berusaha mengidentifikasi dirinya seperti ayahnya karena sikap,perilaku
dan nilai yang dimiliki oleh ayahnya merupakan tipe yang ideal dan dapat
berguna sebagai panutan hidupnya.
Proses
identifikasi dapat berlangsung secara sengaja dan tidak sengaja. Meskipun tanpa
sengaja, orang yang mengidentifikasi benar-benar mengenal orang yang ia
identifikasi sehingga sikap atau pandangan yang di identifikasi benar-benar
meresap kedalam jiwanya.contoh,biasanya pemain bulu tangkis junior punya pemain idola.setiap idolanya
bertanding,dia akan mengamati secara cerman bagaimana gaya dan strategi
bermaian idolanya tersebut.kemudian ia meniru dan yakin bisa menjadi seperti
idolanya.
4.
Simpati
Simpati
merupaka suatu proses di mana seorang merasa
tertarik kepada orang lain. Melalui proses simpati,orang merasa dirinya
seolah-olah berada dalam keadaan orang lain dan merasakan apa yang di
alami,dipikirkan,atau dirasakan orang lain trsebut.dalam proses ini,perasaan
memegang peranan penting walaupun alasan utamanya adalah rasa ingin m,emahami
dan bekerjasama dengan orang lain.contoh,ketika ada tetangga tertimpa
musibah,kita ikut merasakan kesedihannya dan berusaha untuk membantunya.pada
umumnya,simpati lebih banyak terlihat
pada hubungan teman sebaya,hubungan ketetanggaan,atau hubungan pekerjaan.
5.
Empati
Empati
merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik
seseorang.contohnya,seorang ibu akan merasa kesepian kjetika anaknya yang
bersekolah di luar kota.ia selalu rindu dan memikirkan anaknya tersebut
sehingga jatuh sakit.
(Idris:2012)
3.
Aturan
Dalam Interaksi Sosial
a.
Aturan
Mengenai Ruang
Karl
dan Yoels mendasarkan teorinya pada karya Edwar.T.Hall(1982) mengenai konsep
jarak social atau proxemics.menurut Hall,dalam interaksi social,orang
cenderong menggunakan empat macam jarak,yaitu jarak intim(intimate
distance), jarak pribadi (personal distance),jarak social (social
distance),dan jarak public (public distance)
1) Pada
jarak intim(sekitar 0-45 cm), terjadi keterlibatan intensif pancaindra dengan
tubuh orang lain.contoh jarak intim terdapat pada dua orang yang melakukan
olahraga sumo dan gulat.
2) Jarak
pribadi(sekitar 45-1.22 m), cenderung dijumpai dalam interaksi antara orang
yang berhubungan dekat,seperti antara ibu dan anak
3) Pada
jarak social (sekitar 1.22m-3.66m),orang yang berinteraksi dapat bebicara secara wajar dan tidak saling
menyentuh.contoh,interaksi dalam pertemuan santai(dengan teman,guru dan
sebagainya).interaksi didalam rapat pekerjaan formal juga masuk kedalam jarak
ini.
4) Pada
jarak public (di atas 3.66 m) umumnya dipelihara oleh orang yang harus tampil
di depan umum, seperti politisi dan actor. Semakin jauh jarak,semakin keras
pula suara yang harus di kelu,arkan kata
dan kalimat pun harus di pilih secara seksama.
b.
Aturan
Mengenai Waktu
Waktu
juga dapat mengatur interaksi. Misalnya di masyarakat yang kurang disiplin
sering dijumpai ketiadaan orientasi waktu atau dikenal dengan istilah “jam
karet”. Keterlambatan kedatangan bus, pesawat, atau kereta menjadi hal biasa.
Tetap jika kondisi ini terjadi di Negara maju, banyak aktivitas orang menjadi
terganggu. Contoh lain, di masyarakat kita, keterlambatan seorang pembicara
dating ke sebuah seminar bukanlah hal yang perlu dibesar – besarkan.
Sebaliknya, bagi masyarakat Inggris, pembicara itu akan dianggap sebagai orang
yang tidak bertanggung jawab dan menghina majelis seminar.
c.
Aturan
Mengenai Gerak Tubuh
Komunikasi
nonverbal (tanpa menggunakan bahasa lisan dan tulisan), terkadang disadari atau
tidak, digunakan sesorang untuk menyampaikan pesan dalam interaksinya dengan
orang lain. Contoh gerak tubuh adalah memicingkan mata, menjulurkan lidah,
mengangkat bahu, menganggukkan kepala, mengerutkan dahi, mengangkat ibu jari,
dan membungkukkan badan. Namun demikian, makna komunikasi berupa gerak tubuh
dapat memiliki makna yang berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat
lainnya. Oleh karena itu, komunikasi nonverbal hanya efektif dilakukan dalam
interaksi antara anggota masyarakat yang memiliki pemaknaan yang sama
terhadapnya.
(Maryati,
dkk, 2001:64-65)
C.
BENTUK
– BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu
asosiatif dan disosiatif.
1. Asosiatif
Interaksi
sosial bersifat asosiatif akan mengarah pada bentuk penyatuan. Interaksi sosial
ini terdiri atas beberapa hal berikut.
a. Kerja sama (cooperation)
Kerjasama
terbentuk karena masyarakat menyadari bahwa mereka mempunyai
kepentingan-kepentingan yang sama sehingga sepakat untuk bekerjasama dalam
mencapai tujuan bersama. Ada
5 bentuk kerjasama, antara lain :
1)
Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan
tolong menolong
2)
Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian
mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
3)
Kooptasi
(cooptation), yakni
suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan
politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari
terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
4) Koalisi
(coalition), yakni kombinasi
antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu
karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang
tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama adalah
untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah
kooperatif.
5) Joint venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan
proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara,
perfilman, perhotelan, dst.
b. Akomodasi
(Accomodation)
Akomodasi
merupakan suatu proses penyesuaian antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok guna mengurangi, mencegah, atau
mengatasi ketegangan dan kekacauan. Proses akomodasi dibedakan menjadi bebrapa
bentuk antara lain :
1) Coercion
yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan.
Contohnya: perbudakan.
2) Kompromi
yaitu, suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat masing-masing
mengurangi tuntutannya agar dicapai suatu penyelesaian terhadap suatu konflik
yang ada. Contohnya: kompromi antara sejumlah partai politik untuk berbagi
kekuasaan sesuai dengan suara yang diperoleh masing-masing.
3) Mediasi
yaitu, cara menyelesaikan konflik dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga
yang netral. Contoh : Seorang ayah melerai anak-anaknya yg sedang berkelahi.
4) Arbitration
yaitu, cara mencapai compromise dengan cara meminta bantuan pihak ketiga yang
dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang berkedudukannya lebih dari
pihak-pihak yang bertikai. Contoh : konflik antara buruh dan pengusaha dengan
bantuan suatu badan penyelesaian perburuan Depnaker sebagai pihak ketiga.
5) Adjudication
(peradilan) yaitu, suatu bentuk penyelesaian konflik melalui pengadilan.
Contoh: pembelian tanah atau rumah,tetapi mempunyai masalah. Maka harus
diselesaikan di pengadilan.
6) Stalemate
yaitu, Suatu keadaan dimana pihak-pihak yang bertentangan memiliki kekuatan
yang seimbang dan berhenti melakukan pertentangan pada suatu titik karena kedua
belah pihak sudah tidak mungkin lagi maju atau mundur.,Contoh : Gencatan
senjata antara kedua belah pihak yang terjadi konflik.
7) Toleransi
yaitu, suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal. Contoh :
Toleransi untuk saling menghormati antar satu ras dengan ras yang lainnya.
8) Consiliation
yaitu, usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak yang
berselisih bagi tercapainya suatu persetujuan bersama. Contohnya: pertemuan
beberapa partai politik di dalam lembaga legislatif (DPR) untuk duduk bersama
menyelesaikan perbedaan-perbedaan sehingga dicapai kesepakatan bersama.
(Maryati,
dkk, 2001:75-77)
c. Asimilasi
(Assimilation)
Proses
asimilasi menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha mengurangi perbedaan
yang terdapat diantara beberapa orang atau kelompok dalam masyarakat serta
usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama.
Asimilasi timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan
yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga
lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk
kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d. Akulturasi (acculturation)
proses
sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing
sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu
diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
(Pratama:2012)
2. Disasosiatif
Interaksi
sosial ini mengarah pada bentuk pemisahan dan terbagi dalam tiga bentuk sebagai
berikut:
a. Persaingan (competition)
Persaingan adalah suatu
perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar
memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman
atau benturan fisik di pihak lawannya.
b. Kontravensi (contravention)
Kontravensi adalah
bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau
konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara
tersembunyi maupun secara terang - terangan seperti perbuatan menghalangi,
menghasut, memfitnah, berkhianat, provokasi, dan intimidasi yang ditunjukan
terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan
golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi
tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum
kontravensi :
1) Kontraversi generasi masyarakat : lazim
terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat
2) Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami
dengan istri dalam keluarga.
3) Kontraversi Parlementer :
hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam
masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif,
keagamaan, pendidikan, dst.
(Abid:2012)
c. Pertentangan atau konflik
(conflict)
Pertentangan atau
konflik adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat
tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar,
sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal
interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.
Sebab
musabab pertentangan adalah :
1)
Perbedaan antara individu.
2)
Perbedaan kebudayaan.
3)
Perbedaan kepentingan.
Pertentangan
mempunyai beberapa bentuk khusus:
1)
Pertentangan pribadi
2) Pertentangan Rasial : dalam hal
ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang
menimbulkan pertentangan
3) Pertentangan antara kelas-kelas
sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan
4) Pertentangan politik : menyangkut
baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara
negara-negara yang berdaulat
5) Pertentangan yang bersifat
internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes
ke kedaulatan negara
Akibat-akibat
bentuk pertentangan:
1)
Tambahnya solidaritas in-group.
Apabila pertentangan antara
golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah
sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
2)
Perubahan kepribadian para individu.
3)
Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.
4)
Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak.
(Pratama:2012)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Interaksi sosial adalah
hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang
yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga
lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan
terjadi saling mempengaruhi.
2. Syarat terjadinya interaksi sosial terdiri atas
kontak sosial dan komunikasi sosial. Kontak sosial tidak hanya dengan
bersentuhan fisik. Dengan perkembangan tehnologi manusia dapat berhubungan
tanpa bersentuhan, misalnya melalui telepon, telegrap dan lain-lain. Komunikasi
dapat diartikan jika seseorang dapat memberi arti pada perilaku orang lain atau
perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
3. Proses interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor imitasi,
sugesti, simpati, identifikasi dan empati.
4. Terdapat tiga jenis
aturan dalam interaksi sosial, antara lain aturan mengenai ruang, aturan
mengenai waktu, dan aturan mengenai gerak tubuh.
5. Bentuk – bentuk
interaksi sosial ada dua, yaitu interaksi social yang bersifat asosiatif dan
disasosiatif.
B. Saran
Kami sebagai penyusun
makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, kami membutuhkan saran dan kritik dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Abid,Mentarinet.2012.Bentuk Interaksi
Sosial.
Idris,Muhammad.2012.Faktor Pendorong
terjadinya Interaksi Sosial.
Maryati Kun, dkk.2001.Sosiologi untuk SMA dan MA.Jakarta:Erlangga.
Pratama,Hadi.2012.Faktor yang
Mendorong Terjadinya Interaksi Sosial.
Purnmo,Dony.2012.Syarat
Terjadinya Interaksi Sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar