Kamis, 18 April 2013

Interaksi Sosial


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Salah satu ciri manusia adalah selalu hidup bersama manusia yang lainnya. Jarang sekali terdengar ada manusia yang mampu bertahan hidupmenyendiri. Barang kali hanya ada dalam cerita saja ada manusia yang bisa hidup sendiri. Namun, dalam kehidupan nyata, manusia selalu hidup bersama dengan manusia yang lain. Itulah sebabnya, manusia disebut sebagai mahluk sosial. Salah satu ciri yang menandai bahwa manusia adalah mahluk sosial, manusia senantiasa melakukan interaksi sosial. Interaksi sosial berlangsung antara individudengan individu yang lain, antara individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok.
B.   Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian interaksi sosial ?
2.      Bagaimana syarat – syarat terjadinya interaksi sosial ?
3.      Apa faktor – faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial ?
4.      Aturan – aturan apa saja yang berlaku dalam interaksi sosial ?
5.      Bagaimana bentuk – bentuk interaksi sosial ?






BAB II
PEMBAHASAN
A.    HAKIKAT INTERAKSI SOSIAL
1.Pengertian Interaksi Sosial
            Dalam kamus bahasa Indonesia, interaksi didefinisikan sebagai hal saling melakukan aksi,berhibungan,atau saling mempengaruhi.dengan demikian interaksi social adalah hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi saling mempengaruhi antara individi dengan individu,antara individu dan kelompok,dan antara kelompok dan kelompok.sementara itu Gillin mengartikan interaksi social sebagai hubungan-hubungan social yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu,individu dan kelompok,atau antar kelompok.
            Di dalam hubungan tersebut, individu dan kelompok bekerja sama atau berkonflik,melakukan interaksi, baik formal atau tidak formal langsung atau tidak langsung. Beberapa contoh interaksi social adalah kerja sama antar anggota tim sepak bola dalam sebuah pertandingan(hubungan kerja sama), debat antara calon presiden dalam pembentukan kursi presiden (hubungan konflik),perbincangan atau  diskusi antara kepala bagia dan bawahan di sebuah kantor(hububgan formal),tawar menawar antara bembeli dan penjual di pasar (hubungan informal)
            Dari uraian di atas,terlihat bahwa dalam interaksi social terjadi hubungan timbale balik yang melibatkan aspek sosial dan kemanusiaan kedua belah pihak,seperti emosi,fisik dan kepentingan.di dalam interaksi,salah satu pihak memberikan stimulus atau aksi dan pihak lain memberikan respon atau reaksi.(Maryati, dkk, 2001:56)
            Menurut Charles P.Loomis,sebuah hubungan bisa di sebut interaksi sasial jika memiliki ciri-ciri berikit:
1)      Jumlah pelaku dua orang atau lebih
2)      Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan symbol atau lambing
3)      Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lalu,masa kini, dan masa yang akan datang.
4)      Adanya tujuan yang hendak di capai sebagai hasil dari interaksi tersebut.(Maryati, dkk,2001:56)



           2. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
                        Menurut Soerjono Soekanto, interaksi social tidak mungkin terjadi tanpa adanya dua syarat yaitu kontak social dan komunikasi.
a.      Kontak sosial
Kata “kontak” (inggris: “contact”) berasal dari bahasa latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh.jadi, kontak berarti bersama-sama menyentuh.dalam pengertian sosialogi,kontak social tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hungan fisik,sebab orang dapat melakukan kontak social dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya melalui telepon,radio atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak.(Maryati, dkk, 2001:56-57)
      Kontak social memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1)      Kontak social dapat bersifat positif atau negatif.  Kontak social fositif mengarah pada sustu kerja sama, sedangkan kontak social negative mengarah pada suatu pertentangan atau konflik.
2)      Kontak social dapat bersipat primer atau sekunder.kontak social primer terjadi apa bila para peserta interaksi bertemu  muka secara langsung.misalnya kontak antara guru dan murid di dalam kelas,penjual dan pembeli di pasar tradisional. Sedangkan kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung  melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon.kontak sekunder dapat di lakukan secara langsung atau tidak langsung.kontak sekunder langsung misalnya terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT datang kerumahnya melalui telepon.sementara jika ketua RW menyuruh sekertarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke rumahnya,yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.(Purnomo:2012)
b.      Komunikasi
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi social. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan,gerakan-gerakan fisik,atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Misalnya, seorang gadis di kirimi sekotak coklat tanpa nama pengirim.gadis itu menerimanya dengan suka cita. Tetapi ia  bertany-tanya, siapa yang mengirimkannya, apa maksudnya,apakah sekotak cokelat itu adalah symbol cinta kasih atau hanya sekedar symbol persahabatan? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu merupakan reaksi atau tafsiran sigadis terhadap si pemberi cokelat.
      Ada lima unsure pokok dalam komunikasi yaitu:
1)      Komunikator,yaitu orang yang menyampaikan pesan,perasaan atau pikiran kepada pihak lain
2)      Komunikan,yaitu orang atyau sekelompok orang yang dikirimi pesan,pikiran, atau perasaan.
3)      Pesan,yaitu sesuatu yang di sampaikan oleh komunikator.pesan dapat berupa informasi,instruksi,dan perasaan.
4)      Media, yaitu alat untuk menyamnpauikan pesan.media komunikasi dapat berupa lisan,tulisa,gambar dan film.
5)      Efek, yaitu perubahan yang di harapkan terjadi pada komunikan,setelah mendapatkan pesan dari komunikator.
(Maryati, dkk, 2001:57)
B.     FAKTOR –FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL
1.      Imitasi
Imitasi adalah suatu tindakan meniru orang lain.imitasi atau perbuatan meniru dapat dilkukan dalam bemacam-macam bentuk.misalnya,gaya bicara,tingkah klaku, adat dan kebiasaan,pola piker serta apa saja yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang.menurut Dr.A.M.J.Chorus,ada syarat yang harus dipenuhi dalam mengimitasi,yaitu adanya minat atau perhatian terhadap objek atau subjek yang akan di tiru,serta adanya sikap menghargai dan memahami sesuatu yang akan di tiru.salah satu contoh imitasi yaitu: adanya minat atau perhatian terhadap objek atau subjek yang akan ditiru,serta adanya sikap menghargai, mengagumu, dan memahami sesuatu yang akan ditiru.
Contoh imitasi terdapat pada kegiatan seorang anak melihat anaknya menyetir mobil. Tampa di ajari,anak itu belari-lari sambil kedua tangannya menirukan gerakan seolah-olah tangan menyetir mobil.
Peran imitasi dalam interaksi social  antara lain: Imitasi dapat mendorong seseorang untuk memetuhi norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.Contohnya, seorang anak meniru orang dewasa menyebrang lewat jembatan penyebrangan. Namun demikian,imitasi juga dapat mengakibatkan sesuatu yang negative jika tindakan yang ditiru adalah tindakan yang menyimpang dari nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.contohnya, seorang pemuda meniru ayahnya yang mabuk atau seorang pelajar meniru temannya y6ang membolos sekolah.
2.      Sugesti
Sugesti berlangsung apabila seorang member pandangan atau sikap yang di anutnya,lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika si penerima sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat berfikir rasional.segala anjuran dan nasehat yang di berikan langsung di terima dan di yakini kebenarannya.pada umumnya sugesti berasal dari hal-hal berikut.
1)      Orang yang berwibawah,karismatik, atau punya pengaruh terhadap yang di sugesti,misalnya orang tua,cendikiawan,dan ulama.
2)      Orang yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari yang di sugesti,misalnya pejabat Negara atau pimmpinan perusahaan.
3)      Kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas.misalnya dalam suatu rapat OSIS,ada seorang yang berpendapat berbeda terhadap suatu masalah. Tatapi karena semua teman-temannya setuju,maka iapun mengubah pendapatnya.
4)      Reklame atau iklan di media massa. Contoh iklan yang menggambarkan suatu produk deterjen mampu menghilangkan noda dalam hitungan dapat menggiring pendengar atau penonton untuk membeli produk itu karena terpengaruh.
Terjadinya sugesti bukan hanya karena faktor pemberi sugesti,tapi karena beberapa faktor yang ada di diri orang yang diberi sugesti.faktor-faktor tersebut sebagai berikut.
1)      Terhambatnya daya berfikir kriti..Makin kurang kemampuan orang mengkritisi sesuatu atau seseorang,makin mudah orang itu menerima sugesti dari pihak lain.daya kritis mengalami hambatan jika individu yang terkena stimulus sedang sedang dalam keadaan emosional.misalnya,orang yang tengah marah besar pada tetangganya akan mudah terprovokasi untuk melakukan perkelahian fisik.
2)      Kemampuan berfikir terpecah belah (dissosiasi). Dissosiasi terjadi ketika orang sedang di landa kebingungan karena di hadapkan pada berbagai masalah. Jika dalam suasana yang demikian ada pandangan,saran atau pendapat-pendapat orang,ia akan mudah menerimanya tanpa piker panjang.
3)      Orang yang ragu-ragu dan  pendapat yang searah.orang yang dalam keadaan yang ragu-ragu pada umumnya akan mudah tersugesti atau akan mudah menerima pendapat atau saran dari pihak lain, apalagi pendapat itu searah sehingga orang yang ragu-ragu itu tidak bisa berkomonikasi langsung dengan pihak tersebut.misalnya, pada kasus iklan deterjen sebenarnya kita meragukan kebenaran iklan tersebut. Tetapi,kita melihat dan mendengarnya setiap hari tanpa bisa bertanya tentang kebenarannya,kitapun membelinya.pada kasus tersebu, sugesti berfungsi untuk lebih meyakinkan pendapat yang sudah ada, walaupun masih ada keraguan.
(Maryati, dkk, 2001:61-63)
3.       Identifikasi
Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).identifiksi sifstnya lebih mendalam di bandingkan imitasi karena dalam proses identifikasi,kepribadian seseorang dapat terbentuk.contoh identifikasi terdapat pada seorang anak yang mengidolakan ayahnya.ia berusaha mengidentifikasi dirinya seperti ayahnya karena sikap,perilaku dan nilai yang dimiliki oleh ayahnya merupakan tipe yang ideal dan dapat berguna sebagai panutan hidupnya.
Proses identifikasi dapat berlangsung secara sengaja dan tidak sengaja. Meskipun tanpa sengaja, orang yang mengidentifikasi benar-benar mengenal orang yang ia identifikasi sehingga sikap atau pandangan yang di identifikasi benar-benar meresap kedalam jiwanya.contoh,biasanya pemain bulu tangkis  junior punya pemain idola.setiap idolanya bertanding,dia akan mengamati secara cerman bagaimana gaya dan strategi bermaian idolanya tersebut.kemudian ia meniru dan yakin bisa menjadi seperti idolanya.
4.      Simpati
Simpati merupaka suatu proses di mana seorang merasa  tertarik kepada orang lain. Melalui proses simpati,orang merasa dirinya seolah-olah berada dalam keadaan orang lain dan merasakan apa yang di alami,dipikirkan,atau dirasakan orang lain trsebut.dalam proses ini,perasaan memegang peranan penting walaupun alasan utamanya adalah rasa ingin m,emahami dan bekerjasama dengan orang lain.contoh,ketika ada tetangga tertimpa musibah,kita ikut merasakan kesedihannya dan berusaha untuk membantunya.pada umumnya,simpati  lebih banyak terlihat pada hubungan teman sebaya,hubungan ketetanggaan,atau hubungan pekerjaan.
5.      Empati
Empati merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.contohnya,seorang ibu akan merasa kesepian kjetika anaknya yang bersekolah di luar kota.ia selalu rindu dan memikirkan anaknya tersebut sehingga jatuh sakit.   
(Idris:2012)

3.      Aturan Dalam Interaksi Sosial
a.      Aturan Mengenai Ruang
Karl dan Yoels mendasarkan teorinya pada karya Edwar.T.Hall(1982) mengenai konsep jarak social atau proxemics.menurut Hall,dalam interaksi social,orang cenderong menggunakan empat macam jarak,yaitu jarak intim(intimate distance), jarak pribadi (personal distance),jarak social (social distance),dan jarak public (public distance)
1)      Pada jarak intim(sekitar 0-45 cm), terjadi keterlibatan intensif pancaindra dengan tubuh orang lain.contoh jarak intim terdapat pada dua orang yang melakukan olahraga sumo dan gulat.
2)      Jarak pribadi(sekitar 45-1.22 m), cenderung dijumpai dalam interaksi antara orang yang berhubungan dekat,seperti antara ibu dan anak
3)      Pada jarak social (sekitar 1.22m-3.66m),orang yang berinteraksi dapat  bebicara secara wajar dan tidak saling menyentuh.contoh,interaksi dalam pertemuan santai(dengan teman,guru dan sebagainya).interaksi didalam rapat pekerjaan formal juga masuk kedalam jarak ini.
4)      Pada jarak public (di atas 3.66 m) umumnya dipelihara oleh orang yang harus tampil di depan umum, seperti politisi dan actor. Semakin jauh jarak,semakin keras pula suara yang  harus di kelu,arkan kata dan kalimat pun harus di pilih secara seksama.
b.      Aturan Mengenai Waktu
Waktu juga dapat mengatur interaksi. Misalnya di masyarakat yang kurang disiplin sering dijumpai ketiadaan orientasi waktu atau dikenal dengan istilah “jam karet”. Keterlambatan kedatangan bus, pesawat, atau kereta menjadi hal biasa. Tetap jika kondisi ini terjadi di Negara maju, banyak aktivitas orang menjadi terganggu. Contoh lain, di masyarakat kita, keterlambatan seorang pembicara dating ke sebuah seminar bukanlah hal yang perlu dibesar – besarkan. Sebaliknya, bagi masyarakat Inggris, pembicara itu akan dianggap sebagai orang yang tidak bertanggung jawab dan menghina majelis seminar.
c.       Aturan Mengenai Gerak Tubuh
Komunikasi nonverbal (tanpa menggunakan bahasa lisan dan tulisan), terkadang disadari atau tidak, digunakan sesorang untuk menyampaikan pesan dalam interaksinya dengan orang lain. Contoh gerak tubuh adalah memicingkan mata, menjulurkan lidah, mengangkat bahu, menganggukkan kepala, mengerutkan dahi, mengangkat ibu jari, dan membungkukkan badan. Namun demikian, makna komunikasi berupa gerak tubuh dapat memiliki makna yang berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Oleh karena itu, komunikasi nonverbal hanya efektif dilakukan dalam interaksi antara anggota masyarakat yang memiliki pemaknaan yang sama terhadapnya.
(Maryati, dkk, 2001:64-65)
C.    BENTUK – BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu asosiatif dan disosiatif.
1.      Asosiatif
Interaksi sosial bersifat asosiatif akan mengarah pada bentuk penyatuan. Interaksi sosial ini terdiri atas beberapa hal berikut.
a.      Kerja sama (cooperation)
Kerjasama terbentuk karena masyarakat menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama sehingga sepakat untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Ada 5 bentuk kerjasama, antara lain :
1)      Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong
2)      Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
3)      Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
4)      Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.
5)      Joint venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst.
b.      Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok guna mengurangi, mencegah, atau mengatasi ketegangan dan kekacauan. Proses akomodasi dibedakan menjadi bebrapa bentuk antara lain :
1) Coercion yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan. Contohnya: perbudakan.
2) Kompromi yaitu, suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya agar dicapai suatu penyelesaian terhadap suatu konflik yang ada. Contohnya: kompromi antara sejumlah partai politik untuk berbagi kekuasaan sesuai dengan suara yang diperoleh masing-masing.
3) Mediasi yaitu, cara menyelesaikan konflik dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga yang netral. Contoh : Seorang ayah melerai anak-anaknya yg sedang berkelahi.
4) Arbitration yaitu, cara mencapai compromise dengan cara meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang berkedudukannya lebih dari pihak-pihak yang bertikai. Contoh : konflik antara buruh dan pengusaha dengan bantuan suatu badan penyelesaian perburuan Depnaker sebagai pihak ketiga.
5) Adjudication (peradilan) yaitu, suatu bentuk penyelesaian konflik melalui pengadilan. Contoh: pembelian tanah atau rumah,tetapi mempunyai masalah. Maka harus diselesaikan di pengadilan.
6) Stalemate yaitu, Suatu keadaan dimana pihak-pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang dan berhenti melakukan pertentangan pada suatu titik karena kedua belah pihak sudah tidak mungkin lagi maju atau mundur.,Contoh : Gencatan senjata antara kedua belah pihak yang terjadi konflik.

7) Toleransi yaitu, suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal. Contoh : Toleransi untuk saling menghormati antar satu ras dengan ras yang lainnya.
8) Consiliation yaitu, usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak yang berselisih bagi tercapainya suatu persetujuan bersama. Contohnya: pertemuan beberapa partai politik di dalam lembaga legislatif (DPR) untuk duduk bersama menyelesaikan perbedaan-perbedaan sehingga dicapai kesepakatan bersama.
(Maryati, dkk, 2001:75-77)
c.       Asimilasi (Assimilation)
Proses asimilasi menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha mengurangi perbedaan yang terdapat diantara beberapa orang atau kelompok dalam masyarakat serta usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Asimilasi timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d.      Akulturasi (acculturation)
proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
(Pratama:2012)
2.      Disasosiatif
Interaksi sosial ini mengarah pada bentuk pemisahan dan terbagi dalam tiga bentuk sebagai berikut:
a.      Persaingan (competition)
Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
b.      Kontravensi (contravention)
Kontravensi adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan seperti perbuatan menghalangi, menghasut, memfitnah, berkhianat, provokasi, dan intimidasi yang ditunjukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
1)  Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat
2)  Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
3) Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dst.
(Abid:2012)

c.       Pertentangan atau konflik (conflict)
Pertentangan atau konflik adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.
Sebab musabab pertentangan adalah :
1) Perbedaan antara individu.
2) Perbedaan kebudayaan.
3) Perbedaan kepentingan.
Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus:
1) Pertentangan pribadi
2) Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan
3) Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan
4) Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat
5) Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara
Akibat-akibat bentuk pertentangan:
1) Tambahnya solidaritas in-group.
Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
2) Perubahan kepribadian para individu.
3) Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.
4) Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak.
(Pratama:2012)



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi.
2.      Syarat terjadinya interaksi sosial terdiri atas kontak sosial dan komunikasi sosial. Kontak sosial tidak hanya dengan bersentuhan fisik. Dengan perkembangan tehnologi manusia dapat berhubungan tanpa bersentuhan, misalnya melalui telepon, telegrap dan lain-lain. Komunikasi dapat diartikan jika seseorang dapat memberi arti pada perilaku orang lain atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
3.      Proses interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor imitasi, sugesti, simpati, identifikasi dan empati.
4.      Terdapat tiga jenis aturan dalam interaksi sosial, antara lain aturan mengenai ruang, aturan mengenai waktu, dan aturan mengenai gerak tubuh.
5.      Bentuk – bentuk interaksi sosial ada dua, yaitu interaksi social yang bersifat asosiatif dan disasosiatif.
B.     Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami membutuhkan saran dan kritik dari para pembaca.




DAFTAR PUSTAKA

Abid,Mentarinet.2012.Bentuk Interaksi Sosial.
Idris,Muhammad.2012.Faktor Pendorong terjadinya Interaksi Sosial.
Maryati Kun, dkk.2001.Sosiologi untuk SMA dan MA.Jakarta:Erlangga.
Pratama,Hadi.2012.Faktor yang Mendorong Terjadinya Interaksi Sosial.
Purnmo,Dony.2012.Syarat Terjadinya Interaksi Sosial.











   

Tidak ada komentar: