BAB
I
PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama sekolah.
Dengan MBS, maka sekolah diberi kebebasan memilih strategi, metode dan
teknik-teknik pembelajaran dan pengajaran yang paling efektif, sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa, karakteristik guru, dan
kondisi nyata sumber daya yang tersedia disekolah. Melalui proses pembelajaran
yang didasari dengan kebutuhan lokal dan kurikulum yang dikembangkan sesuai
dengan kondisi sekolah, maka diharapkan efektivitas proses pembelajaran dapat
tercapai sehingga menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi.
Tujuan utama Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah
peningkatan mutu pendidikan. Dengan adanya MBS sekolah dan masyarakat tidak
perlu lagi menunggu perintah dari atas. Mereka dapat mengembangkan suatu visi
pendidikan yang sesuai keadaan setempat dan melaksanakan visi tersebut secara
mandiri. Tujuan program MBS adalah peningkatan mutu pembelajaran. Program ini
terdiri tiga pilar yaitu :
1. Manajemen Sekolah (MBS)
2. Peran Serta Masyarakat (PSM)
3. Pembelajaran Aktif, Kretaif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAKEM)
Dalam tiga pilar diatas yang kita bahas pilar ketiga
(PAKEM), sebab pembelajaran merupakan salah satu unsure penentu baik tidaknya
lulusan yang dihasilkan oleh suatu system pendidikan. Ia ibarat jantung dari
proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan lulusan
dengan hasil belajar yang baik pula. Deikian pula sebaliknya.
Hasil belajar pendidikan di Indonesia masih dipandang kurang
baik. Sebagian besar siswa belum mampu menggapai ideal/optimal yang
dimilikinya. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan proses pembelajaran dari
kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini.
Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenal
ke seluruh pelosok tanah air adalah Pembelajaran Aktif, Kratif, Efektif, dan
Menyenangkan atau disingkat dengan PAKEM. Disebut demikian karena pembelajaran
ini dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreatifitas sehingga efetif
namun tetap menyenangkan.
Pada pembelajaran PAKEM intinya guru disini harus kretif
menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif, efektif dan menyenangkan.
PAKEM merupakan sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan
pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru
menggunakan bebagai sumber dab alat bantu belajar termasuk pemanfaatan
lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. Berikut
akan diuraikan arti dari PAKEM :
1. Pembelajaran merupakan proses
kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa, guru, dan komponen-komponen
pembelajaran seperti tujuan, isi pelajaran, metode, media evaluasi,dan
lingkungan.
2. Aktif mengandung arti bahwa dalam
proses pembelajaran guru harus aktif menciptakan suasana yang memungkinkan
siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan berbagai kegiatan yang
mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat, karena belajar pada hakikatnya adalah proses aktif siswa dalam
membangun pengetahuannya.adapun ciri- ciri siswa akif yaitu : melakuakn
pengamatan, menyelidiki, melakuakn percobaan, mengidentifikasi, menganalisa,
bertanya berdiskusi, enjawab pertanyaan mengeluarkan penadapat
3. Kreatif mengandung arti bahwa guru
harus kreatif dalam menciptakan kegiatan belajar yang beragam, menggunakan
berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat siswa, mampu
menyajiakan materi sacara sistematis dan menantang sehingga memenuhi berbagai
tingkat kemampuan siswa. Dan juga menghasilkan siswa yang kreatif ,yang mampu
menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
4. Efektif mengandung arti bahwa guru
harus seefektif mungkin mengatur proses pembelajaran, penggunaan waktu yang
efisien, pengguanaan media/ alat peraga yang efektif dan penggunaan metode yang
tepat, dan mengatur kelas dengan baik sehingga tujuan yang ingin dicapai dari
proses pembelajaran akan tercapai.
5. Menyenangkan mengandung arti bahwa
guru harus menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi siswa
dan guru itu sendiri. Sikap guru yang menyenangkan yaitu : bersikap, ceria,
ramah dan humoris, memperlakuakn anak secara adil dan kasih saying, suka member
pujian dan penghargaan, suka tersenyum, dan berpenampilan simpatis, Adapun
sikap yang harus dikembangkan supaya aiawa merasa menyenagkan dalam belajar
yaitu : belajar sambil bermain, jangan membuat siswa merasa tertekan, belajar
diluar kelas, belajr samsil bernyanyi dan guru harus akrab dengan siswa.
Dengan suasana belajar yang menyenangkan siswa akan lebih memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dengan suasana belajar yang menyenangkan siswa akan lebih memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB
II
PERMASALAHAN
Proses pembelajaran
merupakan bagian yang sangat penting
dalam kerangka MBS? Mengapa? Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu
kelemahan sistem pendidikan di Indonesia terlalu beroreantasi pada input dan
output, kurang memperhatikan aspek proses. Padahal proses sangat menentukan
hasil.
Salah satu upaya
meningkatkan kualitas proses belajar itu ialah melalui PAKEM. Untuk itu
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1.
Apa
yang dimaksud dengan PAKEM?
2.
Apa
saja gambaran dan ciri-ciri PAKEM
3.
Apa
saja prinsip – prinsip dalam PAKEM?
4.
Apa
saja hal – hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan PAKEM?
5.
Bagaimana
prosedur PAKEM?
6.
Bagaimana memilih pendekatan yang tepat dalam
PAKEM?
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Pengertian
PAKEM
1. Pembelajaran
Aktif
Pembelajaran aktif merupakan gabungan dari pendekatan Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP), yang
sangat mengutamakan tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang lebih banyak
melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan
pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas,
sehingga para siswa mendapatkan pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman
dan kompetensinya. Pembelajaran aktif memungkinkan siswa mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi , seperti menganalisis dan melakukkan
penilaian terhadap peristiwa belajar, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari
– hari .
Pembelajaran aktif memiliki kesamaan dengan model
pembelajaran self discovery learning, yakni pembelajaran yang dilakukan
siswa untuk menemukan kesimpulan sendiri sehingga dapat dijadikan sebagai nilai
baru yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran aktif, Guru lebih memposisikan dirinya
sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to facilitate
of learning) kepada siswa. Siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran,
sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur
sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.
Hal yang paling utama yang menjadi pemicu keaktifan siswa di
dalam kelas adalah munculnya rasa ingin tahu, ketertarikan dan minat siswa
terhadap hal yang sedang dipelajari. Untuk itu, Guru harus mampu
menciptakan suasana sedemikian rupa untuk memicu rasa kepenasaran siswa,
sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan.
Keaktifan siswa tidak hanya berupa keterlibatan fisik belaka, tetapi hal yang
lebih utama adalah keterlibatan mental/intelektual, khususnya keterlibatan
intelektual-emosional.
2. Pembelajaran
Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan pembelajaran yang
mengharuskan guru untuk memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama
pembelajaran berlangsung, yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi, misalnya kerja kelompok (cooperative learning), bermain
peran (role playing) dan pemecahan masalah (probelm solving).
Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik
mengembangkan kecakapan berpikir maupun melakukan tindakan.
Pembelajaran kreatif lebih menekankan pada pengembangan
kreatifitas, baik pengembangan kemampuan imajinasi dan daya cipta (mengarang,
membuat kerajinan tangan, mempraktekan kesenian dll) maupun pengembangan
berpikir kreatif.
Berpikir kreatif harus dimulai dengan berpikir kritis, yakni
menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki
sesuatu. Berpikir kreatif harus dikembangkan dalam proses pembelajaran, agar
siswa terbiasa untuk mengembangkan kreatifitasnya. Pengembangan kemampuan
berpikir kreatif harus seimbang dengan berpikir rasional logis. Pembelajaran di
SD – MI pada umumnya telah banyak mengupayakan pengembangan kemampuan berpikir
rasional logis, contohnya melalui pembelajaran matematika (latihan mengerjakan
soal matematika dengan jawaban tunggal).
Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang
menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif
dengan mewujudkannya dalam bentuk hasil karya baru.
3. Pembelajaran
Efektif
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang menuntut
keterlibatan siswa secara aktif. karena mereka merupakan pusat kegiatan
pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Peserta didik harus didorong untuk
menafsirkan yang diberikan oleh guru sampai informasi tersebut dapat
diterima oleh akal sehat. Dalam pelaksanannya , hal ini memerlukan proes
pertukaran pikiran, diskusi dan perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman
yang sama terhadap materi standar.
Pembelajaran dikatakan efektif apabila mampu memberikan
pengalaman baru, dan membentuk kompetensi siswa, serta telah mencapai
tujuan pendidikan. Tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran itu mencakup pada
penguasaan IPTEKS sebagai bahan ajar, pembentukan keterampilan/ kemampuan
belajar yang lebih efektif dan efisien (belajar mengenai bagaimana cara
belajar), bahkan pembentukan kemampuan meta-kognisi (kemampuan pengendalian
proses kognitif itu sendiri). Efektifitas pembelajaran akan terlihat pada
perubahan perilaku (kognitif, afektif, psikomotorik) yang relative tetap
seperti yang telah dituliskan sebagai tujuan pembelajaran/indikator/kompetensi
dalam kurikulum SD/MI.
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mendidik
secara serentak yang dapat memenuhi dua sisi penting dari tujuan pendidikan di
sekolah, yakni (1) memiliki/ menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni(
IPTEKS ). Dan (2) membangun diri pribadi sebagai pemanggung eksistensi manusia.
Dengan demikian pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mendidik
secara serentak mengembangkan jati diri (kepribadian) siswanya, serta membantu
siswanya untuk memiliki IPTEKS. (Masitoh dan Laksmi dewi : 2009)
Untuk mencapai pembelajaran yang efektif yaitu dengan cara
melibatkan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.
Pembelajaran efektif perlu ditunjang oleh suasana yang kondusif dan lingkungan
belajar yang memadai. Oleh karena itu guru harus mampu mengelola tempat belajar
dengan baik, mengelola peserta didik, mengelola kegiatan pembelajaran,
mengelola isi/materi pembelajaran, dan mengelola sumber-sumber belajar.
4. Pembelajaran
Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction)
merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya memuat kohesi yang kuat
antara pendidik dengan peserta didik, tanpa ada rasa terpaksa atau tertekan (not
under pressure). Dengan kata lain pembelajaran menyenangkan adalah adanya
pola yang baik antara guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru
posisinya sebagai mitra belajar peserta didik, bahkan dalam hal tertentu tidak
menutup kemungkinan guru belajar dari peserta didiknya.
Pembelajaran yang menyenangkan merupakan pembelajaran yang
di desain sedemikian rupa sehingga memberikan suasana penuh keceriaan,
menyenangkan, dan yang paling utama, tidak membosankan kepada peserta didik.
Suasana seperti ini akan membuat peserta didik lebih fokus pada kegiatan
pembelajaran di kelasnya dan perhatian peserta didik lebih tinggi sehingga
meningkatkan hasil belajarnya. Pembelajaran yang menyenangkan harus di dukung
oleh keamanan lingkungan, relevansi bahan ajar, serta jaminan bahwa belajar
secara emosional akan memberikan dampak positif.
Pembelajaran akan menyebnangkan manakala secara sadar
pikiran otak kiri dan kanan, menantang peserta didik untuk berekspresi dan
berpikir jauh ke depan, serta meng konsolidasikan bahan yang sudah dipelajari
dengan meninjau ulang dalm periode-periode yang lebih santai. Kesenangan
belajar bukan hanya karena lingkungan belajar yang menggairahkan,tetapi juga
karena terpenuhinya hasrat ingin tahu (need achievement) peserta didik.
Pembelajaran yang menyenangkan memerlukan dukungan pengelolaan kelas serta
penggunaan media pembelajaran, alat bantu dan sumber belajar yang tepat.
Pembelajaran yang menyenangkan juga dapat tercipta karena proses pembelajaran
disesuaikan dengan karkteristik siswa,( seperti: kongkret, holistik,
manipulatif dll), dengan menerapakan pendekatan CBSA dan pendekatan
keterampilan proses. (Masitoh dan Laksmi dewi : 2009).
Untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan, guru harus
mampu merancang pembelajaran, dengan baik, memilih materi yang tepat, serta
memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan peserta didik secara
optimal. Salah satu upaya untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
adalah dengan menggunakan permainan edukatif (belajar sambil bermain) karena
dengan metode ini, terdapat keselarasan damn keseimbangan antara aspek
menyenangkan dan aspek pencapaian tujuan pembelajaran.
B. Gambaran
dan Ciri PAKEM
Secara
garis besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan
penekanan pada belajar melalui berbuat.
2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara
dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi
siswa.
3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri
dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam
siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Gambaran pelaksanaan PAKEM
diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yng terjadi selama proses pembelajaran.
Pada saat yng sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai
guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh
kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru yang berkesesuaian:
Kemampuan Guru
|
Kegiatan Belajar Mengajar
|
1. Guru merancang dan mengelola
pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk berperan aktif dalam
pembelajaran
|
Ø Guru melaksanakan KBM dalam
kegiatan yang beragam, misalnya:
o Percobaan
o Diskusi kelompok
o Memecahkan masalah
o Mencari informasi
o Menulis laporan/cerita/puisi
o Berkunjung keluar kelas
|
2. Guru menggunakan alat bantu dan
sumber belajar yang beragam
|
Ø Sesuai mata pelajaran, guru
menggunakan, misal:
o Alat yang tersedia atau dibuat
o Sendiri
o Gambar
o Studi kasus
o Nara sumber
o Lingkungan
|
3. Guru memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan keterampilan
|
Ø Peserta didik:
o Melakukan percobaan, pengamatan,
atau wawancara
o Mengumpulkan data/jawaban dan
mengolahnya sendiri
o Menarik kesimpulan
o Memecahkan masalah, mencari
rumus sendiri
o Menulis laporan/hasil karya lain
dengan kata-kata sendiri
|
4. Guru memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau
tulisan
|
Ø Melalui:
o Diskusi
o Pertanyaan terbuka
o Hasil karya yang merupakan
pemikiran peserta didik sendiri
|
5. Guru menyesuaikan bahan dan
kegiatan belajar dengan kemampuan peserta didik
|
Ø Peserta didik dikelompokkan
sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
Ø Bahan pelajaran disesuaikan
dengan kemampuan kelompok tersebut
Ø Tugas perbaikan atau pengayaan
diberikan
|
6. Guru mengaitkan pembelajaran
dengan pengalaman peserta didik sehari-hari
|
Ø Peserta didik menceritakan atau
memanfaatkan pengalamannya sendiri
Ø Peserta didik menerapkan hal
yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
|
7. Menilai proses pembelajaran dan
kemajuan belajar peserta didik secara terus menerus
|
Ø Guru memantau kerja peserta
didik
Ø Guru memberikan umpan balik
|
Ciri-ciri/karakteristik
PAKEM adalah:
a. Pembelajarannya
mengaktifkan peserta didik
b. Mendorong kreativitas
peserta didik &guru
c. Pembelajarannya
efektif
d. Pembelajarannya
menyenangkan utamanya bagi peserta didik
C. Prinsip-
Prinsip PAKEM
Ada beberapa prinsip yang melandasi pembelajaran PAKEM,
antara lain :
1) Mengalami:
Peserta didik terlibat aktif baik fisik, mental maupun emosional. Melalui
pengalaman langsung pembelajaran akan lebih bermakna, bagi siswa daripada hanya
mendengarkan.
2) Komunikasi:
Kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komonikasi antara guru dan
peserta didik. Proses komunikasi yang baik adalah proses komunikasi dimana
antara unsur komunikator dan komunikan terdapat satu arah yang sama.
3) Interaksi:
kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya interaksi multi arah. Interaksi
multi arah yang diharapkan terjadi adalah interaksi transaksional, dimana
proses komunikasi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan
siswa, bahkan siswa dengan lingkungan sekitar memiliki kesiapan yang cukup
baik.
4) Refleksi:
kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa yang
telah dilakukan. Proses refleksi sangat perlu dilakukan untuk mengetahui
sejauhmana ketercapaian proses pembelajaran. Kegiatan refleksi ini dilakukan
bersama antara guru dan siswa. ( Masitoh dan Laksmi Dewi : 2009).
D. Hal-Hal
yang Perlu diperhatikan dalam Pelaksanaan PAKEM
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam
melaksanakan pembelajaran PAKEM, antara lain :
1) Memahami
sifat yang dimiliki anak.
Ada dua sifat yang pasti dimiliki oleh setiap anak
dimanapun, yaitu kesukaan berimajinasi dan rasa ingin tahu yang besar. Guru
sebagai pembimbing siswa, harus tau karakteristik kedua sifat dasr itu sebagai
modal untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mereka. Guru bisa
melakukan berbagai cara yang (tentunya) dapat membuat siswa senang/merasa
dihargai, seperti memuji hasil karyanya, mengajukan pertanyaan yang menanatang,
atau mendorong siswa untuk melakukan percobaan.
2) Mengenal
anak secara perorangan.
Setiap siswa tentunya memiliki karakteristik yang berbeda.
Tak terkecuali dalam hal pembelajaran. Ada siswa yang memiliki kemaampuaan yang
tinggi dalaam materi pelajaran, ada siswa juga yang agak lambat dalam menyerap
materi pelajaran. Dengan mengemnal kekurangan dan kelebihan dari tiap siswa
didiknya, guru bisa merumuskan perlakuan khusus yang harus diberikan kepda
setiap siswa. Siswa yang memiliki kemampuan lebih, bisa dimanfaatkan untuk
membantu siswa yang lain yang memiliki kemampuan kurang dalam belajar.
3) Memanfaatkan
perilaku anak dalam pengorganisasian belajar.
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami
bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain, perilaku ini dapat
dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas
sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan (berkelompok). Berdasarkan pengalaman,
anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk
seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun
demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat
individunya berkembang.
4) Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah.
Untuk menghadap hidup setiap orang harus memiliki kemampuan
untuk memecahkan masalah dan memikirkan alternatif-alternatif pemecahan
masalah. Hal ini perlu di pupuk semenjak dini, sebagai bekal bagi peserta
didik. Guru bisa memanfaatkan dua sifat dasar anak (kemampuan berimajinasi dan
rasa ingin tahu yang besar). Untuk memancing siswa agar mengeluarkan daya
nalarnya, guru bisa melontarkan pertanyaan dengan jawaban terbuka, misalnya
:”Apa yang terjadi saat gerhana matahari?” atau “ apa yang terjadi bila tanaman
tidak mendapat sinar matahari?”. Pertanyaan-pertanyaan terbuka semacam ini,
akan memicu siswa untuk berpikir kritis dan kreatif demi menemukan pemecahan
masalah.
5) Mengembangkan
ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
Ruang kelas sebagai lingkunngan utama tempat berlangsungnya
pembelajaran, merupakan salah satu aspek yang harus mendapat perhatian lebih
dalam pembelajaran PAKEM. Kelas harus ditata sedemikian rupa agar nyaman dan
membuat betah peserta didik. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah memajang
hasil karya siswa. Hal ini dapat memberikan motivasi kepada siswa, juga
memberikan inspirasi agar berprestasi lebih baik lagi. Selain hasil karya
siswa, dinding kelas juga bisa ditempeli oleh beragam media pembelajaran,
sperti poster, peta, diagram, alat peraga ,dll. Benda – benda tersebut dapat
dijadikan rujukan saat kegiatan pembelajaran.
6) Memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar.
Salah satu sumber belajar yangsangat kaya bagi kegiatan
pembelajaran peserta didik adalah lingkungan, baik itu lingkungan fisik,
lingkungan sosial, maupun budaya. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar
seringkali membuat anak merasa senang, sehingga materi pelajaran dari
lingkungan tersebut,dapat disampaikan dengan efektif. Contohnya, mengamati
pertumbuhan tanaman di perkebunan, melihat cara pengolahan tanaman di
pertaniean. Tapi demi efektifitas waktu dan biaya, tak selamanya siswa diajak
ke lingkungan tertentu untuk belajar. Guru bisa mengambil salah satu bagian
dari lingkungan belajar ke dalam kelas,contohnya membawa contoh tanaman ke
dalam ruang kelas,atau membawa foto/gambar dari lingkungan belajar ke dalam
kelas.
7) Memberikan
umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar.
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi
dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah
satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih
mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu cara memberikan umpan
balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya
diri dalam menghadapi tugas-tugas selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa
hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru
berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa
daripada hanya sekedar angka.
8) Membedakan
antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para
siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur
berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah
cirri yang sabenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif
fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan
gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental
adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan,
atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan
penyebab rasa takut tersebut, baikn yang dating dari guru itu sendiri maupun
dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan aspek
menyenangkan dari stategi PAKEM.
E. Prosedur
PAKEM
1. Pemanasan
dan Apersepsi
Pemanasan dan apersepsi perlu dilakukan untuk menjajaki
pengetahuan peserta didik, memotivasi peserta didik dengan menyajikan materi
yang menarik, dan mendorong mereka untuk mengetahui berbagai hal baru.
Pemanasan dan apersepsi ini dapat dilakukan dengan,
a) Memulai
pembelajaran dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami oleh peserta didik,
b)
Memotivasi peserta didik dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi kehidupan
peserta didik,
c)
Gerakkan peserta didik agar tertarik dan bernafsu untuk mengetahui hal-hal yang
baru.
2. Eksplorasi
Tahap eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran untuk
mengenalkan bahan dan mengkaitkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki
peserta didik. Hal tersebut bisa dilakukan dengan:
a) Memperkenalkan
materi standar dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik,
b) Mengkaitkan
materi standar dan kompetensi dasar yang baru dengan pengetahuan dan kompetensi
yang sudah dimiliki oleh peserta didik,
c) Memilih
metode yang paling tepat, dan digunakan secara berfariasi untuk meningkatkan
penerimaan peserta didik terhadap materi standar dan kompetensi baru.
3. Konsolidasi
Pembelajaran
Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta
didik dalam pembentukan kompetensi, dengan mengkaitkan kompetensi dalam
kehidupan peserta didik. Konsolidasi pembelajaran ini dapat dilakukan sebagai
berikut,
a) Melibatkan
peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi standar dan
kompetensi baru,
b) Melibatkan
peserta didik secara aktif dalam memecahkan masalah (problem solving),
terutama dalam masalah-masalah aktual,
c) Memilih
metodologi yang paling tepat sehingga materi standar dapat diproses menjadi kompetensi
peserta didik.
4. Pembentukan
Kompetensi, Sikap, dan Perilaku
Pembentukan perilaku, sikap, dan perilaku peserta didik
dapat dilakukan sebagai berikut:
a) Mendorong
peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, dan kompetensi yang dipelajarinya
dalam kehidupan sehari-hari,
b) Mempraktekkan
pembelajaran secara langsung, agar peserta didik dapat membangun kompetensi,
sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang
dipelajari,
c) Menggunakan
metodologi yang tepat agar terjadi perubahan kompetensi, sikap dan perilaku
peserta didik.
5. Penilaian
a) Kembangkan
cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik,
b) Gunakan
hasil penilaian tersebut untuk menganalisis kelemahan atau kekurangan peserta
didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam memberikan kemudahan kepada
peserta didik,
c) Pilihlah
metodologi yang paling tepat sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Dalam PAKEM, peseta didik perlu dilibatkan secara aktif,
karena mereka adalah pusat dari kegiatan pembelajaran dan pembentukan
kompetensi. Peserta didik harus dilibatkan dalam tanya jawab yang terarah, dan
mencari pemecahan terhadap berbagai masalah pembelajaran. Peserta didik harus
didorong untuk menafsirkan informasi yang telah diberikan oleh guru, sampai
informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Stategi seperti ini
memerlukan pertukaran pikiran, diskusi dan perdebatan, dalam rangka mencapai
pengertian yang sama terhadap setiap materi standar.
Dalam metode pembelajaran efektif dan bermakna, setiap
materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan
pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pembelajaran baru disesuaikan secara
aktif dengan pengetahuan yang sudah ada, sehingga pembelajaran harus dimulai dengan
hal yang sudah dikenal dan dipahami peserta didik, kemudian guru menambahkan
unsur-unsur pembelajaran dan kompetensi baru yang sudah dimiliki peserta didik.
Agar peserta didik belajra secara aktif, guru perlu
menciptakan strategi yang tepat guna, sedemikian rupa, sehingga mereka
mempunyai metifasi yang tinggi untuk belajar. Motivasi yang seperti ini dapat
tercipta kalau guru dapat meyakinkan peserta didik akan kegunaan materi
pembelajaran bagi kehidupan yang nyata peserta didik.
F. Pendekatan
yang Tepat untuk PAKEM
Disamping pendekatan pedagogi, dalam pelaksanaan
pembelajaran dianjurkan juga untuk menggunakan pendekatan andragogi. Pendekatan
andragogi menempatkan peran peserta didik lebih dominan dalam pembelajaran,
yang meletakkan perhatian dasar terhadap individu secara utuh. Belajar
dipandang sebagai proses yang melibatkan diri dalam interaksi antara diri
sendiri dengan realita diluar diri individu yang bersangkutan.
Pendekatan andragogi dapat dipilih
dan dikembangkan sebagai salah satu pendekatan pembelajaran dalam menyukseskan
implementasi kompetensi yang disempurnakan di sekolah dengan menyesuaikan
situasi dan kondisi serta faktor-faktor penunjang lain.(Mulyasa : 2009).
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pembelajaran PAKEM merupakan
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan. pembelajaran PAKEM
merupakan pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran.
2. Ciri-ciri/karakteristik PAKEM adalah:
a. Pembelajarannya
mengaktifkan peserta didik
b. Mendorong kreativitas
peserta didik &guru
c. Pembelajarannya
efektif
d. Pembelajarannya
menyenangkan utamanya bagi peserta didik
3. Prinsip
pembelajaran PAKEM antara lain : Mengalami, komunikasi, interaksi, refleksi.
4. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam
pembelajaran PAKEM antara lain : memahami sifat yang dimiliki anak, mengenal
anak secara perorangan, memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian
belajar, mengembangan kemampuan berpikir (kritis,kreatif dan memecahkan
masalah), mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik,
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, memberikan umpan balik yang
baik untuk meningkatkan kegiatan belajar dan membedakan antara aktif fisik
& aktif mental.
5. Prosedur
pembelajaran PAKEM terdiri dari : Pemanasan dan Apersepsi, Konsolidasi
Pembelajaran, Pembentukan Kompetensi, Sikap, dan Perilaku, dan penilaian.
6. Pendekatan
dalam pembelajaran PAKEM yang digunakan adalah pendekatan andragogi, karena
lebih menekankan peserta didik secara dominan.
B. Saran
1. Dalam kegiatan pembelajaran
sebaiknya guru menggunakan model pembelajaran PAKEM, karena pembelajaran ini
lebih mengaktualisasi siswa serta dapat meningkatkan retensi belajar siswa.
2. Agar guru bisa menerapkan unsur
PAKEM dalam pembelajran sebaiknya guru harus mau mempelajari dan menguasai
konsep PAKEM tersebut, mengingat banyak guru di Indonesia yang masih kurang
pemahamannya tentang pakem itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Masitoh dan Laksmi Dewi.2009.Strategi Pembelajaran.Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia.
Mulyasa,
E.2006.Kurikulum yang Disempurnakan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Syarifuddin, Mohammad, dkk. ______ . Materi Manajemen Berbasis Sekolah. Program Peningkatan Kualifikasi Guru
PJJ S1 PGSD Berbasis ICT, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar
Dadan
Wahidin. http://makalahkumakalahmu.net/2008/10/27/pembelajaran-pakem
http://e-edu.lpmp-kalbar.net/index.php?option=com_content&view=
article&id=46:penataan-lingkungan-belajar-dalam-pakem&catid=44:pengelolaan-pembelajaran&Itemid=64
Tidak ada komentar:
Posting Komentar