Senin, 15 April 2013

PAKEM


BAB I
PENDAHULUAN

Proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama sekolah. Dengan MBS, maka sekolah diberi kebebasan memilih strategi, metode dan teknik-teknik pembelajaran dan pengajaran yang paling efektif, sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa, karakteristik guru, dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia disekolah. Melalui proses pembelajaran yang didasari dengan kebutuhan lokal dan kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah, maka diharapkan efektivitas proses pembelajaran dapat tercapai sehingga menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi.
Tujuan utama Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah peningkatan mutu pendidikan. Dengan adanya MBS sekolah dan masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah dari atas. Mereka dapat mengembangkan suatu visi pendidikan yang sesuai keadaan setempat dan melaksanakan visi tersebut secara mandiri. Tujuan program MBS adalah peningkatan mutu pembelajaran. Program ini terdiri tiga pilar yaitu :
1. Manajemen Sekolah (MBS)
2. Peran Serta Masyarakat (PSM)
3. Pembelajaran Aktif, Kretaif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
Dalam tiga pilar diatas yang kita bahas pilar ketiga (PAKEM), sebab pembelajaran merupakan salah satu unsure penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu system pendidikan. Ia ibarat jantung dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang baik pula. Deikian pula sebaliknya.
Hasil belajar pendidikan di Indonesia masih dipandang kurang baik. Sebagian besar siswa belum mampu menggapai ideal/optimal yang dimilikinya. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini.
Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenal ke seluruh pelosok tanah air adalah Pembelajaran Aktif, Kratif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat dengan PAKEM. Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreatifitas sehingga efetif namun tetap menyenangkan.
Pada pembelajaran PAKEM intinya guru disini harus kretif menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif, efektif dan menyenangkan. PAKEM merupakan sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan bebagai sumber dab alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. Berikut akan diuraikan arti dari PAKEM :
1.      Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa, guru, dan komponen-komponen pembelajaran seperti tujuan, isi pelajaran, metode, media evaluasi,dan lingkungan.
2.      Aktif mengandung arti bahwa dalam proses pembelajaran guru harus aktif menciptakan suasana yang memungkinkan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat, karena belajar pada hakikatnya adalah proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya.adapun ciri- ciri siswa akif yaitu : melakuakn pengamatan, menyelidiki, melakuakn percobaan, mengidentifikasi, menganalisa, bertanya berdiskusi, enjawab pertanyaan mengeluarkan penadapat
3.      Kreatif mengandung arti bahwa guru harus kreatif dalam menciptakan kegiatan belajar yang beragam, menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat siswa, mampu menyajiakan materi sacara sistematis dan menantang sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Dan juga menghasilkan siswa yang kreatif ,yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
4.      Efektif mengandung arti bahwa guru harus seefektif mungkin mengatur proses pembelajaran, penggunaan waktu yang efisien, pengguanaan media/ alat peraga yang efektif dan penggunaan metode yang tepat, dan mengatur kelas dengan baik sehingga tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran akan tercapai.
5.      Menyenangkan mengandung arti bahwa guru harus menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi siswa dan guru itu sendiri. Sikap guru yang menyenangkan yaitu : bersikap, ceria, ramah dan humoris, memperlakuakn anak secara adil dan kasih saying, suka member pujian dan penghargaan, suka tersenyum, dan berpenampilan simpatis, Adapun sikap yang harus dikembangkan supaya aiawa merasa menyenagkan dalam belajar yaitu : belajar sambil bermain, jangan membuat siswa merasa tertekan, belajar diluar kelas, belajr samsil bernyanyi dan guru harus akrab dengan siswa.
Dengan suasana belajar yang menyenangkan siswa akan lebih memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga akan meningkatkan prestasi belajar siswa.




BAB II
PERMASALAHAN

Proses pembelajaran merupakan  bagian yang sangat penting dalam kerangka MBS? Mengapa? Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu kelemahan sistem pendidikan di Indonesia terlalu beroreantasi pada input dan output, kurang memperhatikan aspek proses. Padahal proses sangat menentukan hasil.
Salah satu upaya meningkatkan kualitas proses belajar itu ialah melalui PAKEM. Untuk itu permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1.      Apa yang dimaksud dengan PAKEM?
2.      Apa saja gambaran dan ciri-ciri PAKEM
3.      Apa saja prinsip – prinsip dalam PAKEM?
4.      Apa saja hal – hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan PAKEM?
5.      Bagaimana prosedur PAKEM?
6.       Bagaimana memilih pendekatan yang tepat dalam PAKEM?




BAB III
PEMBAHASAN

A.  Pengertian PAKEM    
1.   Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan gabungan dari pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP), yang sangat mengutamakan tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi  dan pengetahuan  untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga para siswa mendapatkan pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Pembelajaran aktif memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi , seperti menganalisis dan melakukkan penilaian terhadap peristiwa belajar, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari .
Pembelajaran aktif memiliki kesamaan dengan  model pembelajaran self discovery learning, yakni pembelajaran yang dilakukan siswa untuk menemukan kesimpulan sendiri sehingga dapat dijadikan sebagai nilai baru yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran aktif, Guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learning) kepada siswa. Siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.
Hal yang paling utama yang menjadi pemicu keaktifan siswa di dalam kelas adalah munculnya rasa ingin tahu, ketertarikan dan minat siswa terhadap hal yang  sedang dipelajari. Untuk itu, Guru harus mampu menciptakan suasana sedemikian rupa untuk memicu rasa kepenasaran siswa, sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Keaktifan siswa tidak hanya berupa keterlibatan fisik belaka, tetapi hal yang lebih utama adalah keterlibatan mental/intelektual, khususnya keterlibatan intelektual-emosional.
2.   Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan pembelajaran yang mengharuskan guru untuk memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, misalnya kerja kelompok (cooperative learning), bermain peran (role playing) dan pemecahan masalah (probelm solving). Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik mengembangkan kecakapan berpikir maupun melakukan tindakan.
Pembelajaran kreatif lebih menekankan pada pengembangan kreatifitas, baik pengembangan kemampuan imajinasi dan daya cipta (mengarang, membuat kerajinan tangan, mempraktekan kesenian dll) maupun pengembangan berpikir kreatif.
Berpikir kreatif harus dimulai dengan berpikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu. Berpikir kreatif harus dikembangkan dalam proses pembelajaran, agar siswa terbiasa untuk mengembangkan kreatifitasnya. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif harus seimbang dengan berpikir rasional logis. Pembelajaran di SD – MI pada umumnya telah banyak mengupayakan pengembangan kemampuan berpikir rasional logis, contohnya melalui pembelajaran matematika (latihan mengerjakan soal matematika dengan jawaban tunggal).
Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk hasil karya baru.
3.   Pembelajaran Efektif
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif. karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Peserta didik harus didorong untuk menafsirkan  yang diberikan oleh guru sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Dalam pelaksanannya , hal ini memerlukan proes pertukaran pikiran, diskusi dan perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi standar.
Pembelajaran dikatakan efektif apabila mampu memberikan pengalaman baru, dan membentuk kompetensi  siswa, serta telah mencapai tujuan pendidikan. Tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran itu mencakup pada penguasaan IPTEKS sebagai bahan ajar, pembentukan keterampilan/ kemampuan belajar yang lebih efektif dan efisien (belajar mengenai bagaimana cara belajar), bahkan pembentukan kemampuan meta-kognisi (kemampuan pengendalian proses kognitif itu sendiri). Efektifitas pembelajaran akan terlihat pada perubahan perilaku (kognitif, afektif, psikomotorik) yang relative tetap seperti yang telah dituliskan sebagai tujuan pembelajaran/indikator/kompetensi dalam kurikulum SD/MI.
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mendidik secara serentak yang dapat memenuhi dua sisi penting dari tujuan pendidikan di sekolah, yakni (1) memiliki/ menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni( IPTEKS ). Dan (2) membangun diri pribadi sebagai pemanggung eksistensi manusia. Dengan demikian pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mendidik secara serentak mengembangkan jati diri (kepribadian) siswanya, serta membantu siswanya untuk memiliki IPTEKS. (Masitoh dan Laksmi dewi : 2009)
Untuk mencapai pembelajaran yang efektif yaitu dengan cara melibatkan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Pembelajaran efektif perlu ditunjang oleh suasana yang kondusif dan lingkungan belajar yang memadai. Oleh karena itu guru harus mampu mengelola tempat belajar dengan baik, mengelola peserta didik, mengelola kegiatan pembelajaran, mengelola isi/materi pembelajaran, dan mengelola sumber-sumber belajar.
4.   Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya memuat kohesi yang kuat antara pendidik dengan peserta didik, tanpa ada rasa terpaksa atau tertekan (not under pressure). Dengan kata lain pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola yang baik antara guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru posisinya sebagai mitra belajar peserta didik, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari peserta didiknya.
Pembelajaran yang menyenangkan merupakan pembelajaran yang di desain sedemikian rupa sehingga memberikan suasana penuh keceriaan, menyenangkan, dan yang paling utama, tidak membosankan kepada peserta didik. Suasana seperti ini akan membuat peserta didik lebih fokus pada kegiatan pembelajaran di kelasnya dan perhatian peserta didik lebih tinggi sehingga meningkatkan hasil belajarnya. Pembelajaran yang menyenangkan harus di dukung oleh keamanan lingkungan, relevansi bahan ajar, serta jaminan bahwa belajar secara emosional akan memberikan dampak positif.
Pembelajaran akan menyebnangkan manakala secara sadar pikiran otak kiri dan kanan, menantang peserta didik untuk berekspresi dan berpikir jauh ke depan, serta meng konsolidasikan bahan yang sudah dipelajari dengan meninjau ulang dalm periode-periode yang lebih santai. Kesenangan belajar bukan hanya karena lingkungan belajar yang menggairahkan,tetapi juga karena terpenuhinya hasrat ingin tahu (need achievement) peserta didik. Pembelajaran yang menyenangkan memerlukan dukungan pengelolaan kelas serta penggunaan media pembelajaran, alat bantu dan sumber belajar yang tepat. Pembelajaran yang menyenangkan juga dapat tercipta karena proses pembelajaran disesuaikan dengan karkteristik siswa,( seperti: kongkret, holistik, manipulatif dll), dengan menerapakan pendekatan CBSA dan pendekatan keterampilan proses. (Masitoh dan Laksmi dewi : 2009). 
Untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan, guru harus mampu merancang pembelajaran, dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan peserta didik secara optimal. Salah satu upaya untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan menggunakan permainan edukatif (belajar sambil bermain) karena dengan metode ini, terdapat keselarasan damn keseimbangan antara aspek menyenangkan dan aspek pencapaian tujuan pembelajaran.

B.  Gambaran dan Ciri PAKEM
Secara garis besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
1)      Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan  mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2)      Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3)      Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4)      Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5)      Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Gambaran pelaksanaan PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yng terjadi selama proses pembelajaran. Pada saat yng sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru yang berkesesuaian:
Kemampuan Guru
Kegiatan Belajar Mengajar
1.      Guru merancang dan mengelola pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk berperan aktif dalam pembelajaran
Ø  Guru melaksanakan KBM dalam kegiatan yang beragam, misalnya:
o   Percobaan
o   Diskusi kelompok
o   Memecahkan masalah
o   Mencari informasi
o   Menulis laporan/cerita/puisi
o   Berkunjung keluar kelas
2.      Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam
Ø  Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misal:
o   Alat yang tersedia atau dibuat
o   Sendiri
o   Gambar
o   Studi kasus
o   Nara sumber
o   Lingkungan
3.      Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan keterampilan
Ø  Peserta didik:
o   Melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara
o   Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri
o   Menarik kesimpulan
o   Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri
o   Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri
4.      Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan
Ø  Melalui:
o   Diskusi
o   Pertanyaan terbuka
o   Hasil karya yang merupakan pemikiran peserta didik sendiri
5.      Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan peserta didik
Ø  Peserta didik dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
Ø  Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut
Ø  Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan
6.      Guru mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman peserta didik sehari-hari
Ø  Peserta didik menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri
Ø  Peserta didik menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
7.      Menilai proses pembelajaran dan kemajuan belajar peserta didik secara terus menerus
Ø  Guru memantau kerja peserta didik
Ø  Guru memberikan umpan balik

Ciri-ciri/karakteristik PAKEM adalah:
a. Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik
b. Mendorong kreativitas peserta didik &guru
c. Pembelajarannya efektif
d. Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik

C. Prinsip- Prinsip PAKEM
Ada beberapa prinsip yang melandasi pembelajaran PAKEM, antara lain :
1)   Mengalami: Peserta didik terlibat aktif baik fisik, mental maupun emosional. Melalui pengalaman langsung pembelajaran akan lebih bermakna, bagi siswa daripada hanya mendengarkan.
2)   Komunikasi: Kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komonikasi antara guru dan peserta didik. Proses komunikasi yang baik adalah proses komunikasi dimana antara unsur komunikator dan komunikan terdapat satu arah yang sama.
3)   Interaksi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya interaksi multi arah. Interaksi multi arah yang diharapkan terjadi adalah interaksi transaksional, dimana proses komunikasi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa, bahkan siswa dengan lingkungan sekitar memiliki kesiapan yang cukup baik.
4)  Refleksi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dilakukan. Proses refleksi sangat perlu dilakukan untuk mengetahui sejauhmana ketercapaian proses pembelajaran. Kegiatan refleksi ini dilakukan bersama antara guru dan siswa. ( Masitoh dan Laksmi Dewi : 2009).


D.  Hal-Hal yang Perlu diperhatikan dalam Pelaksanaan PAKEM
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan pembelajaran PAKEM, antara lain :
1)   Memahami sifat yang dimiliki anak.
Ada dua sifat yang pasti dimiliki oleh setiap anak dimanapun, yaitu kesukaan berimajinasi dan rasa ingin tahu yang besar. Guru sebagai pembimbing siswa, harus tau karakteristik kedua sifat dasr itu sebagai modal untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mereka. Guru bisa melakukan berbagai cara yang (tentunya) dapat membuat siswa senang/merasa dihargai, seperti memuji hasil karyanya, mengajukan pertanyaan yang menanatang, atau mendorong siswa untuk melakukan percobaan.
2)   Mengenal anak secara perorangan.
Setiap siswa tentunya memiliki karakteristik yang berbeda. Tak terkecuali dalam hal pembelajaran. Ada siswa yang memiliki kemaampuaan yang tinggi dalaam materi pelajaran, ada siswa juga yang agak lambat dalam menyerap materi pelajaran. Dengan mengemnal kekurangan dan kelebihan dari tiap siswa didiknya, guru bisa merumuskan perlakuan khusus yang harus diberikan kepda setiap siswa. Siswa yang memiliki kemampuan lebih, bisa dimanfaatkan untuk membantu siswa yang lain yang memiliki kemampuan kurang dalam belajar.
3)   Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar.
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain, perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan (berkelompok). Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4)  Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah.
Untuk menghadap hidup setiap orang harus memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan memikirkan alternatif-alternatif pemecahan masalah. Hal ini perlu di pupuk semenjak dini, sebagai bekal bagi peserta didik. Guru bisa memanfaatkan dua sifat dasar anak (kemampuan berimajinasi dan rasa ingin tahu yang besar). Untuk memancing siswa agar mengeluarkan daya nalarnya, guru bisa melontarkan pertanyaan dengan jawaban terbuka, misalnya :”Apa yang terjadi saat gerhana matahari?” atau “ apa yang terjadi bila tanaman tidak mendapat sinar matahari?”. Pertanyaan-pertanyaan terbuka semacam ini, akan memicu siswa untuk berpikir kritis dan kreatif demi menemukan pemecahan masalah.
5)   Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
Ruang kelas sebagai lingkunngan utama tempat berlangsungnya pembelajaran, merupakan salah satu aspek yang harus mendapat perhatian lebih dalam pembelajaran PAKEM. Kelas harus ditata sedemikian rupa agar nyaman dan membuat betah peserta didik. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah memajang hasil karya siswa. Hal ini dapat memberikan motivasi kepada siswa, juga memberikan inspirasi agar berprestasi lebih baik lagi. Selain hasil karya siswa, dinding kelas juga bisa ditempeli oleh beragam media pembelajaran, sperti poster, peta, diagram, alat peraga ,dll. Benda – benda tersebut dapat dijadikan rujukan saat kegiatan pembelajaran.
6)   Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Salah satu sumber belajar yangsangat kaya bagi kegiatan pembelajaran peserta didik adalah lingkungan, baik itu lingkungan fisik, lingkungan sosial, maupun budaya. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar seringkali membuat anak merasa senang, sehingga materi pelajaran dari lingkungan tersebut,dapat disampaikan dengan efektif. Contohnya, mengamati pertumbuhan tanaman  di perkebunan, melihat cara pengolahan tanaman di pertaniean. Tapi demi efektifitas waktu dan biaya, tak selamanya siswa diajak ke lingkungan tertentu untuk belajar. Guru bisa mengambil salah satu bagian dari lingkungan belajar ke dalam kelas,contohnya membawa contoh tanaman ke dalam ruang kelas,atau membawa foto/gambar dari lingkungan belajar ke dalam kelas.
7) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar.
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.

8)   Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah cirri yang sabenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baikn yang dating dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan aspek menyenangkan dari stategi PAKEM.

E.  Prosedur PAKEM
1.   Pemanasan dan Apersepsi
Pemanasan dan apersepsi perlu dilakukan untuk menjajaki pengetahuan peserta didik, memotivasi peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik, dan mendorong mereka untuk mengetahui berbagai hal baru. Pemanasan dan apersepsi ini dapat dilakukan dengan,
a)   Memulai pembelajaran dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami oleh peserta didik,
b)   Memotivasi peserta didik dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi kehidupan peserta didik,
c)    Gerakkan peserta didik agar tertarik dan bernafsu untuk mengetahui hal-hal yang baru.
2.   Eksplorasi
Tahap eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan dan mengkaitkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik. Hal tersebut bisa dilakukan dengan:
a)   Memperkenalkan materi standar dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik,
b)  Mengkaitkan materi standar dan kompetensi dasar yang baru dengan pengetahuan dan kompetensi yang sudah dimiliki oleh peserta didik,
c)   Memilih metode yang paling tepat, dan digunakan secara berfariasi untuk meningkatkan penerimaan peserta didik terhadap materi standar dan kompetensi baru.
3.   Konsolidasi Pembelajaran
Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembentukan kompetensi, dengan mengkaitkan kompetensi dalam kehidupan peserta didik. Konsolidasi pembelajaran ini dapat dilakukan sebagai berikut,
a)   Melibatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi standar dan kompetensi baru,
b)  Melibatkan peserta didik secara aktif dalam memecahkan masalah (problem solving), terutama dalam masalah-masalah aktual,
c)   Memilih metodologi yang paling tepat sehingga materi standar dapat diproses menjadi kompetensi peserta didik.
4.    Pembentukan Kompetensi, Sikap, dan Perilaku
Pembentukan perilaku, sikap, dan perilaku peserta didik dapat dilakukan sebagai berikut:
a)   Mendorong peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, dan kompetensi yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari,
b)  Mempraktekkan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik dapat membangun kompetensi, sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari,
c)   Menggunakan metodologi yang tepat agar terjadi perubahan kompetensi, sikap dan perilaku peserta didik.
5.   Penilaian
a)   Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik,
b)  Gunakan hasil penilaian tersebut untuk menganalisis kelemahan atau kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam memberikan kemudahan kepada peserta didik,
c)   Pilihlah metodologi yang paling tepat sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Dalam PAKEM, peseta didik perlu dilibatkan secara aktif, karena mereka adalah pusat dari kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Peserta didik harus dilibatkan dalam tanya jawab yang terarah, dan mencari pemecahan terhadap berbagai masalah pembelajaran. Peserta didik harus didorong untuk menafsirkan informasi yang telah diberikan oleh guru, sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Stategi seperti ini memerlukan pertukaran pikiran, diskusi dan perdebatan, dalam rangka mencapai pengertian yang sama terhadap setiap materi standar.
Dalam metode pembelajaran efektif dan bermakna, setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pembelajaran baru disesuaikan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada, sehingga pembelajaran harus dimulai dengan hal yang sudah dikenal dan dipahami peserta didik, kemudian guru menambahkan unsur-unsur pembelajaran dan kompetensi baru yang sudah dimiliki peserta didik.
Agar peserta didik belajra secara aktif, guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna, sedemikian rupa, sehingga mereka mempunyai metifasi yang tinggi untuk belajar. Motivasi yang seperti ini dapat tercipta kalau guru dapat meyakinkan peserta didik akan kegunaan materi pembelajaran bagi kehidupan yang nyata peserta didik.

F.  Pendekatan yang Tepat untuk PAKEM
Disamping pendekatan pedagogi, dalam pelaksanaan pembelajaran dianjurkan juga untuk menggunakan pendekatan andragogi. Pendekatan andragogi menempatkan peran peserta didik lebih dominan dalam pembelajaran, yang meletakkan perhatian dasar terhadap individu secara utuh. Belajar dipandang sebagai proses yang melibatkan diri dalam interaksi antara diri sendiri dengan realita diluar diri individu yang bersangkutan.
Pendekatan andragogi dapat dipilih dan dikembangkan sebagai salah satu pendekatan pembelajaran dalam menyukseskan implementasi kompetensi yang disempurnakan di sekolah dengan menyesuaikan situasi dan kondisi serta faktor-faktor penunjang lain.(Mulyasa : 2009).
BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.     Pembelajaran PAKEM merupakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan. pembelajaran PAKEM merupakan pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
2.     Ciri-ciri/karakteristik PAKEM adalah:
a. Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik
b. Mendorong kreativitas peserta didik &guru
c. Pembelajarannya efektif
d. Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik
3. Prinsip pembelajaran PAKEM antara lain : Mengalami, komunikasi, interaksi, refleksi.
4.  Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran PAKEM antara lain : memahami sifat yang dimiliki anak, mengenal anak secara perorangan, memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar, mengembangan kemampuan berpikir (kritis,kreatif dan memecahkan masalah), mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar dan membedakan antara aktif fisik & aktif mental.
5. Prosedur pembelajaran PAKEM terdiri dari : Pemanasan dan Apersepsi, Konsolidasi Pembelajaran, Pembentukan Kompetensi, Sikap, dan Perilaku, dan penilaian.
6. Pendekatan dalam pembelajaran PAKEM yang digunakan adalah pendekatan andragogi, karena lebih menekankan peserta didik secara dominan.
B.   Saran
1.     Dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya guru menggunakan model pembelajaran PAKEM, karena pembelajaran ini lebih mengaktualisasi siswa serta dapat meningkatkan retensi belajar siswa.
2.      Agar guru bisa menerapkan unsur PAKEM dalam pembelajran sebaiknya guru harus mau mempelajari dan menguasai konsep PAKEM tersebut, mengingat banyak guru di Indonesia yang masih kurang pemahamannya tentang pakem itu sendiri.



DAFTAR PUSTAKA
Masitoh dan Laksmi Dewi.2009.Strategi Pembelajaran.Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia.

Mulyasa, E.2006.Kurikulum yang Disempurnakan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Syarifuddin, Mohammad, dkk. ______ . Materi Manajemen Berbasis Sekolah. Program Peningkatan Kualifikasi Guru PJJ S1 PGSD Berbasis ICT, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar


http://e-edu.lpmp-kalbar.net/index.php?option=com_content&view= article&id=46:penataan-lingkungan-belajar-dalam-pakem&catid=44:pengelolaan-pembelajaran&Itemid=64

Tidak ada komentar: