A. Aneka Model Interaksi dalam PKR
Terdapat
dua model interaksi dalam PKR, antara lan :
1.
Proses
Belajar Arahan Sendiri (PBAS)
Proses Belajar Arahan
Sendiri (PBAS) merupakan model belajar mandiri yang bisa dilakukan secara
perorangan maupun kelompok. Belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan atas
dorongan dari dalam diri seseorang. Maksudnya murid belajar tanpa menunggu
datangnya perintah dari guru. Peranan guru dalam model ini adalah sebagai
pengarah dan pemberi kemudahan dalam belajar bagi murid.
Langkah – langkah model
Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) terdiri dari:
(a) Penyeleksian
(b) Pemahaman
(c) Penguatan
Ingatan
(d) Penjabaran
Lanjutan
(e) Pengintegrasian
(f) Pemantauan
2.
Proses
Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS)
Proses Belajar Melalui
Kerja Sama (PBMKS) terdiri dari delapan model, antara lain ;
(a)
Olah
Pikir Sejoli (OPS)
Model ini terdiri dari
empat tahap. Tahap pertama dan kedua mewadahi komunikasi satu arah, yaitu
guru-murid. Tahap ketiga mewadahi komunikasi timbal balik dalam kelompok kecil
dua orang sebagai persiapan komunikasi banyak arah padatahap keempat. Tujuan
dari model ini adalah untuk membina komunikasi sosial dan kerja sama. Dalam
model ini guru berperan sebagai moderator pengatur, dan pengelola kelas.
(b)
Olah
Pikir Berebut (OPB)
Dalam model ini guru
berperan sebagai penanya. Guru memberikan pertanyaan menyebar dan memiliki
banyak alternatif jawaban dan murid secara individu diminta untuk berpikir
kemudian memberi jawaban secara lisan. Tujuan model ini adalah melatih murid
untuk berpikir dan berani mengemukakan pendapatnya. Peranan guru dalam model
ini adalah sebagai penanya, moderator dan manager kelas.
(c)
Konsultasi
Intra Kelompok (KIK)
Model ini bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan murid dan kebiasaan saling berbagi ide antara
anggota kelompok. Selain itu, murid diajari untuk membuat kesepakatan mengenai
satu hal tertentu bersama dengan anggota kelompoknya dan menuangkan hasil
kesepakatan itu dengan cara menuliskan jawaban mereka dengan kata – kata
sendiri.
(d)
Tutorial
Teman Sebaya (TTS)
Tujuan dari model ini
adalah membina sikap dan kebiasaan saling membantu antar teman sebaya sehingga
dapat tercipta hubungan sosial yang baik antar sesame murid. Model ini terdiri
dari empat tahap. Guru memilih murid yang memiliki kemampuan di atas rata –
rata kemudian murid tersebut diberi tugas untuk membantu temannya dalam bidang
tertentu. Selama proses tersebut guru bertugas untuk memantau muridnya. Jika
sudah selesai guru harus memberikan penguatan kepada kedua murid tersebut agar
mereka merasa senang dan termotivasi.
(e)
Tutorial
Lintas Kelas (TIK)
Model ini pada dasarnya
hampir sama dengan TTS, hanya saja model ini dilakukan secara lintas kelas,
yaitu murid yang lebih tinggi tingkatan kelasnya dan memiliki kepandaian
diberikan tugas oleh guru untuk membantu kelompok murid kelas dibawahnya.
Contohnya, murid kelas VI membantu murid kelas V.
(f)
Diskusi
Meja Bundar (DMB)
Model ini hampir sama
dengan OPB, hanya saja dalam model oPB jawaban murid disampaikan secara lisan
sedangkan dalam model DMB jawaban murid disampaikan secara tertulis dan
dilakukan melalui kerja kelompok. Tujuan model ini adalah untuk mengembangkan
keterampilan mengemukakan ide secara tertulis.
(g)
Tugas
Diskusi dan Resitasi (TDR)
Model ini bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan akademik murid melalui proses kerja sama. Model
ini merupakan perpaduan dari dua metode, yaitu metode pemberian tugas dan
metode diskusi. Dalam model ini guru berperan sebagai manager kelas dan nara
sumber.
(h)
Aktivitas
Tugas Tertutup (ATTu) dan Aktivitas Tugas Terbuka (ATTa)
Kedua model in bertujuan untuk
melatih keterampilan berpikir kognitif
dan komunikasi murid secara tertulis. Model ini memiliki ciri khas dalam sifat
tugasnya, yaitu tugas tertutup berbentuk tugas yang hanya memerlukan satu
jawaban benar sedangkan tugas terbuka berbentuk tugas yang menuntut hasil yang
beraneka ragam, misalnya membuat karangan. Dalam model ini guru berperan
sebagai nara sumber dan manager kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar