BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian cerita anak-anak
Menurut Titik W.S.
,dkk., (2003:89) bahwa,cerita anak-anak merupakan cerita sederhana yang
kompleks.Kesederhanaan itu ditandai oleh syarat yang wacananya baku dan
berkualitas tinggi,sehingga cerita anak-anak harus berbicara tentang kehidupan
anak-anak.
Cerita anak-anak juga
dikatakan sebagai sesuatu yang kompleks,artinya cerita anak-anak dibangun oleh
struktur yang tidak berbeda dengan cerita orang dewasa,sebab cerita anak-anak
yang sederhana itu tetap harus disusun dengan memperhatikan unsur keindahan.
Anak-anak SD
dikelompokkan pada usia antara 6-13 tahun.Apabila dikelompokkan berdasarkan
jenjang kelas,maka mereka terkelompok menjadi kelompok anak kelas rendah dan
kelompok anak kelas tinggi.Kelompok kelas rendah berusia 6-9
tahun,sedangkan kelas tinggi berusia antara 10-13 tahun.
Perkembangan jiwa
anak-anak usia 6-9 tahun berada pada tahap imajinasi dan fantasi yang tinggi
sehingga cerita-cerita yang disenangi oleh anak-anak usia ini adalah
cerita-cerita yang menandung daya khayal atau fantasi.
Cerita anak adalah
karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi
tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13
tahun. Seperti pada jenis karya sastra umumnya, cerita anak juga berfungsi
sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun
kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam cerita anak memuat amanat tentang
moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas,
serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam
cerita anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca, senang dan
gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan
mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan
emosinya. (Wahidin, 2009)
Menurut Hunt (dalam
Witakania, 2008: ) mendefinisikan cerita
anak sebagai buku bacaan yang dibaca oleh, yang secara khusus cocok untuk, dan
yang secara khusus pula memuaskan sekelompok anggota yang kini disebut anak.
Jadi cerita anak adalah buku bacaan yang sengaja ditulis untuk dibaca anak-anak.
Isi buku tersebut harus sesuai dengan minat dan dunia anak-anak, sesuai dengan
tingkat perkembangan emosional dan intelektual anak, sehingga dapat memuaskan
mereka.
Sifat cerita anak
adalah imajinasi semata, bukan berdasarkan pada fakta. Unsur imajinasi ini
sangat menonjol dalam cerita anak. Hakikat cerita anak harus sesuai dengan
dunia dan alam kehidupan anak-anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang
dewasa. Cerita anak bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan
tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam kehidupan. (Wahidin,
2009).
Perkembangan anak akan
berjalan wajar dan sesuai dengan periodenya bila disuguhi cerita yang sesuai
pula. Sastra yang akan dikonsumsikan bagi anak harus mengandung tema yang
mendidik, alurnya lurus dan tidak berbelit-belit, menggunakan setting yang ada
di sekitar mereka atau ada di dunia mereka, tokoh dan penokohan mengandung
peneladanan yang baik, gaya bahasanya mudah dipahami tapi mampu mengembangkan
bahasa anak, sudut pandang orang yang tepat, dan imajinasi masih dalam
jangkauan anak. (Puryanto, 2008: 2)
Sarumpaet (dalam
Puryanto, 2008: 3) mengatakan persoalan-persoalan yang menyangkut masalah seks,
cinta yang erotis, kebencian, kekerasan dan prasangka, serta masalah hidup mati
tidak didapati sebagai tema dalam bacaan anak. Begitu pula pembicaraan mengenai
perceraian, penggunaan obat terlarang, ataupun perkosaan merupakan hal yang
dihindari dalam cerita anak. Artinya, tema-tema yang disebut tidaklah perlu
dikonsumsi oleh anak.
2.2
Jenis-jenis cerita anak-anak
Ada
beberapa jenis cerita anak-anak yang cocok untuk usia SD,antara lain:
(a)
Cerita Jenaka
Pengertian cerita
jenaka
1. Istilah
cerita jenaka menurut Van der Tuuk (dalam Winstedt,1969:261) berasal dari
bahasa sanskerta,yakni jainaka yang bermakna orang jaina atau orang yang
hina.Kata ini sering ditujukan kepada seseorang yang sering mengambil
keuntungan dari orang lain dengan menggunakan akalnya.Misalnya,dalam
kisah-kisah Si Kancil yang sering dianggap pahlawan karena berhasil memperdaya
musuh-musuhnya.
2. Di
semenanjung yang termasuk dalam kelompok cerita jenaka menurut Winstedt dan
Sturrock (1941) adalah cerita dengan judul Pak Kaduk,Pak Pandir,Lebai
Malang,Pak Belalang,dan Si Luncai.
3. Di
Jawa Barat,cerita ini dikenal dengan nama Si Kabayan.Di Jawa Tengah,tokoh ini
dikenal dengan nama Joko Bodo,Pak Banjir,dan Pak
Dungu.(Soejosoesanto,1963,75-81).
4. Di
Bali,kita mengenal tokoh ini dengan nama I Belog (Dagus,1996:269).
5. R.J.Wilkinson
(dalam Jusuf,1984:5) menyebutkan bahwa istilah cerita jenaka ini dikenal juga
dengan Farce,a pratical joke atau Farcical Willing.
6. Jumsari
Jusuf,dkk (1984:4-5) menyebut kelompok cerita ini dengan istilah cerita humor.
7. Stith
Thompson dalam artikelnya yang berjudul “Myths And Folktales”(1955:482-488)
mengelompokkan kisah-kisah jenaka seperti yang tersebut di atas ke dalam dongeng dengan kategori
dongeng lelucon dan anekdot (jokes dan anecdotes).
Jadi,Cerita
jenaka merupakan cerita yang mengungkapkan hal nihwal atau tingkah laku seorang
tokoh yang lucu.Kelucuan yang diungkapkan dapat berupa karena kebodohan sang
tokoh atau karena kecerdikannya.
Ciri-ciri cerita jenaka
1.Struktur
isi cerita
Cerita
berdasarkan kepada peristiwa-peristiwa tertentu yang menyentuh watak-watak
tertentu yang melucukan.Cerita-cerita dibagi kepada episode tertentu.Setiap
episode tertentu boleh berdiri sendiri dan setiap episode merupakan sebuah
cerita.Perkembangan plot cerita tidak ada asal usul watak,tidak ada unsur
supranatural,fantasi dan unsur dewa-dewi.Kesudahan cerita terdapat dalam
berbagai situasi,ada yang “happy ending” dan ada “tragik ending.
2.
Watak atau perwatakan
Watak
utama berpusat di kalangan rakyat biasa atau orang bawahan.Nama watak
melambangkan sifat-sifat watak,seperti:
·
Watak bodoh-sial:Pak
Kaduk
·
Watak pintar-bodoh :
Pak Pandir
·
Watak pintar : Si
Luncai dan Pak Belalang
Pewarnaan watak atau
pelukisan watak dinyatakan secara jelas dari segi fisikal,seperti bentuk tubuh,cara
berpakaian serta perlakuan.Terdapat watak dari kalangan istana yang peranannya
tidak begitu penting dan tidak memiliki sifat ” supranatural”.Cerita dan
pelukisan watak berpijak di bumi nyata,yaitu sifat-sifat sebenarnya manusia
yang wujudnya di muka bumi.
3. Dari segi latar
Latar
cerita berlaku di alam nyata,yaitu dalam masyarakat manusia biasa.Suasana atau
latar masyarakat terdiri dari golongan masyarakat tani atau nelayan.Terdapat
cerita berltar istana,namun demikian latar istana tidak bercampur-aduk dengan
alam fantasi.
Fungsi cerita jenaka
1. Sebagai
hiburan
-
Berupaya memberikan
ketenangan pikiran dan merehatkan.Unsur lucu pada sifat watak dan peristiwa
lucu pada watak utama membawa kesan menggelihati dan gembira.
Contoh: Gambaran
sifat-sifat watak yang melucukan Pak Pandir membawa balik seekor kambing jantan
karena disuruh memanggil lebai untuk majlis kenduri.
2.
Pengajaran
a. Seorang yang bodoh dan lurus selalu
ditipu oleh orang lain.Contoh: Pak Kaduk diajak bertukar ayam dengan raja.
b. Jangan
terlalu percaya kepada nujum.Semua itu hanya tipu muslihat saja.Contoh: Pak
Belalang menunjukkan kerbau yang hilang kepada orang kampung.
c. Jangan
terlalu mengikuti hati yang marah.Karena pada akhirnya kita juga yang
menyesal.Contoh: Pak Kaduk yang marah isterinya menyindir,memukul istrinya
hingga nati.
d.Jangan
terlalu tamak.Contoh: Pak Kaduk dan Lebai Malang yang menghadiri kenduri.Mereka
berdua ingin menghadiri ketiganya,akibat ketamakan mereka.Sehingga tidak ada
satu kenduri pun yang mereka hadiri.
e. Jangan
amalkan perbuatan berjudi atau bertaruh dengan harta benda,amalan ini akan
membawa kepada kemusnahan dan kepapaan.Contoh:Pak Belalang kehilangan kapal dan
hartanya karena dipertaruhkan dengan raja.
3.Sebagai kritikan sosial ( mengkritik
Perkara-perkara yang tidak baik yang dilakukan oleh masyarakat.
(b) Dongeng
Pengertian Dongeng
1. Dongeng adalah prosa rakyat yang tidak
dianggap benar-benar terjadi oleh empunya cerita,dan dongeng tidak terikat
waktu maupun tempat (Bascom dalam danandjaja,1986:50)
2. Woolfson
(dalam Puspita:2009) menyatakan hasil riset menunjukkan bahwa dongeng merupakan
aktifitas tradisional yang jitu bagi proses belajar dan melatih aspek emosional
dalam kehidupan anak-anak.Sebab ketika seseorang masih kanak-kanak,keadaan
psikologisnya masih mudah dibentuk dan
dipengaruhi.Oleh sebab itu,ketika faktor yang mempengaruhi untuk hal yang
positif,maka emosi anak akan positif juga.
3. Poerwadarminto
(dalam Handajani,2008:13) menyatakan bahwa dongeng merupakan cerita tentang
kejadian zaman dahulu yang aneh-aneh atau cerita yang tak terjadi.
4. Handajani
(2008:14) mengemukakan bahwa dongeng dikemas dengan perpaduan antara unsur
hiburan dengan unsur pendidikan.Unsur Hiburan dalam dongeng dapat ditemukan
pada penggunaan kosa kata yang bersifat lucu,sifat tokoh yang jenaka dan
pengalaman tokoh yang jenaka,sedangkan dongeng memiliki unsur pendidikan ketika
dongeng tersebut mengenalkan dan mengajarkan kepada anak mengenai berbagai
nilai luhur,petualangan intelektual dan masalah-masalah sosial di masyarakat.
Menurut Anti Aarne dan Stith
Thompson,dongeng dikelompokkan dalam empat golongan besar,yaitu:
1.Dongeng
binatang
Dongeng binatang adalah
dongeng yang ditokohi oleh binatang peliharaan atau binatang
liar.Binatang-binatang dalam cerita jenis ini dapat berbicara dan berakal budi
seperti manusia.Di negara-negara Eropa binatang yang sering muncul menjadi
tokoh adalah Rubah,Di Amerika Serikat binatang itu adalah kelinci,di Indonesia
Kancil dan di Filipina binatang itu kera.Semua tokoh biasanya mempunyai sifat
cerdik,licik dan jenaka.
2. Dongeng biasa
Dongeng
biasa adalah jenis dongeng yang ditokohi manusia atau biasanya adalah kisah
suka duka seseorang,misalnya Ande-Ande Lumut,Joko Kendil,Joko Tarub,Sangkuriang
serta Bawang Putih Dan Bawang merah.
3.
Lelucon atau anekdot
Lelucon atau anekdot
adalah dongeng yang dapat menimbulkan tawa bagi yang mendengarnya maupun yang
menceritakannya.Meski demikian,bagi masyarakat atau orang menjadi
sasaran,dongeng ini dapat menimbulkan rasa sakit hati.
4. Dongeng berumus
Dongeng berumus adalah
dongeng yang strukturnya terdiri dari pengulangan.Dongeng ini ada tiga
macam,yaitu dongeng bertimbun banyak (cumulative tales),dongeng untuk
mempermainkan orang (catch tales),dan dongeng yang tidak mempunyai akhir
(endless tales).
Komponen-komponen dalam
dongeng
Dongeng termasuk ke
dalam cerita narative,maka dari itu susunan penulisannya atau penyampaiannya
dan bentuknya sama dengan cerita-cerita narative,hanya ada beberapa saja yang
berbeda tetapi pada dasarnya semuanya sama.
Di dalam dongeng juga ada
pelaku,tema,dan ciri-cirinya,yaitu;
Pelaku atau tokoh dalam
dongeng
1. Dewa
dan Dewi,Ibu dan Saudara tiri yang jahat,Raja dan Ratu,Pangeran dan Putri serta
ahli nujum.
2. Peri,Wanita
penyihir,Raksasa,Orang kerdil Putri Duyung,Monster,Naga.
3. Binatang,misalnya
ikan ajaib dan Kancil.
Tema dongeng
1. Moral
tentang kebaikan yang selalu menang melawan kejahatan.
2. Kejadian
yang terjadi pada masa lampau di suatu tempat yang jauh sekali.
3. Tugas
yang tak mungkin dilaksanakan.
4. Mantra
ajaib,misalnya mantra untuk mengubah orang menjadi binatang.
5. Daya
tarik yang timbul melalui kebaikan dan cinta.
6. Pertolongan
yang diberikan kepada orang baik oleh mahluk dengan kekuatan ajaib .
7. Keberhasilan
anak ketiga atau anak bungsu ketika sang kakak gagal.
8. Kecantikan
dan keluhuran anak ketiga atau anak bungsu.
9. Kecemburuan
saudarakandung yang lebih tua.
10. Kejahatan
ibu tira.
Ciri-ciri dongeng
1. Menggunakan
alur sederhana.
2. Cerita
singkat dan bergerak cepat.
3. Karakter
tokoh tidak diurai secara rinci.
4. Ditulis
dengan gaya penceritaan lisan.
5. Terkandung
pesan dan tema ditulis dalam cerita.
6. Biasanya
pendahuluan singkat dan langsung.
7. Dipengaruhi
oleh agama Hindu dan Islam
8. Banyak
terdapat pepatah dan petitih
9. Menggunakan
bahasa klise
10. Bersifat
kurang dinamis
11. Nama
pengarang tidak tertulis
12. Isi
banyak khayalan
Fungsi Dongeng
1 .Mengajarkan nilai
moral yang baik
Dengan
memilih dongeng yang isi ceritanya bagus,maka akan tertanam nilai-nilai moral
yang baik.Setelah mendongeng sebaiknya pendongeng menjelaskan mana yang baik
yang patut ditiru dan mana yang buruk dan tidak perlu ditiru dalam kehidupan
sehari-hari.
2.Mengembangkan daya
imajinasi anak
Anak yang mendengarkn dongeng dapat membuat
anak berimajinasi bagaimana jalan cerita dan karakternya.Anak-anak akan
terbiasa berimajinasi untuk memvisualisasikan sesuatu di dalam pikirannya untuk
menjabarkan atau menyelesaikan suatu permasalahan.
3. Menambah wawasan
anak
Anak-anak yang terbiasa mendengar dongeng dari
pendongengnya,biasanya akan bertambah perbendaharaan kata,ungkapan,watak
orang,sejarah,,sifat baik,sifat buruk,dan teknik bercerita.
4 .Meningkatkan
kreativitas anak
Kreativitas anak bisa berkembang dalam
berbagai bidang,jika dongeng yang
disampaikan dibuat sedemikian rupa menjadi berbobot.
5. Mendekatkan
anak-anak dengan orang tuanya
Terjadinya interaksi tanya jawab antara
anak-anak dengan orang tuanya secara tidak langsung akan mempererat tali kasih
sayang diantara keduanya.
6. Menghilangkan
ketegangan atau stress
Jika
anak sudah hobi mendengarkan cerita dongeng,maka anak-anak akan merasa senang
dan bahagia jika mendengar dongeng.Dengan perasaan senang dan diiringi canda
tawa,maka berbagai rasa tegang,mood yang buruk dan rasa-rasa negatif lain bisa
menghilang dengan sendirinya.
7. Memberikan hiburan
Salah satu fungsi dongeng adalah
memberikan hiburan.Hiburan perlu untuk perkembangan anak.Selain itu,dongeng
juga meningkatkan apresiasi anak terhadap sastra.
Tujuan
mendongeng
Priyono (2006:12)
menyebutkan beberapa tujuan mendongene,yaitu:
1. Merangsang
dan menumbuhkan imajinasi dan daya fantasi anak secara wajar.
2. Mengembangkan
daya penalaran,sikap kritis serta kreatif.
3. Mempunyai
sikap kepedulian dan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
4. Dapat
membedakan perbuatan yang baik dan perlu ditiru dengan yang buruk dan tidak
perlu ditiru.
5. Menumbuhkan
rasahormat dan terciptanya kepercayaan diri dan sikap terpuji pada anak.
(C ) Fabel
1.
Priyono (2006:10)
mendeskripsikan fabel sebagai dongeng tentang kehidupan binatang yang
digambarkan dan bisa berbicara seperti manusia,biasanya bersifat sindiran atau
kiasan.
2.
Sedangkan Agus D.S
(2008:12) menjelaskan fabel sebagai dongeng yang ditokohi atau binatang liar.
3.
Secara sederhana,fabel
didefinisikan sebagai cerita dengan hewan sebagai tokohnya.Dalam fabel,tokoh
hewan itu digambarkan dapat bicara dan berpikir layaknya manusia.Cerita
binatang (fabel) adalah salah satu cerita yang sangat populer.Tiap-tiap bangsa
di dunia mempunyai cerita binatang atau fabel (Fang,1991:6).
Fungsi Fabel
Hollowel
(dalam Agus D.S,2008:91) menyatakan enam segi positif dari sebuah fabel,yaitu:
1.
Mengembangkan imajinasi
dan memberikan pengalaman emosional yang mendalam.
2.
Memuaskan kebutuhan
ekspresi diri.
3.
Menanamkan pendidikan
moral tanpa harus menggurui.
4.
Menumbuhkan rasa humor
yang sehat.
5.
Mempersiapkan apresiasi
sastra.
6.
Memperluas cakrawala
khayal anak.
(d) Legenda
1. Legenda berasal dari bahasa latin “Legere”,yaitu
cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu
yang benar-benar terjadi.Oleh karena itu,legenda seringkali dianggap sebagai
“sejarah” kolektif (Folk History).
2. Menurut Pudentia,legenda adalah
cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar-banar
terjadi,tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga membedakannya dengan
Mite atau mitos.
3. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
2005.legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan
peristiwa sejarah.
4. Menurut Emeis,legenda adalah cerita
kuno yang setengah berdasarkan sejarah dan setengahnya lagi berdasarkan
angan-angan.
5. Menurut William R. Bascom,legenda
adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite atau mitos,yaitu
dianggap benar-benar terjadi,tetapi tidak dianggap suci.
6. Menurut Hooykaas,legenda adalah
dongeng tentang hal-hal yang berdasarkan sejarah yang mengandung sesuatu hal
yang ajaib atau kejadian yang menandakan kesaktian.
7. Dalam bukunya (Tradisi Lisan
Jawa,2005:164) Suwardi memaparkan bahwa legenda merupakan cerita asal-usul
suatu tempat dengan ditandainya tokoh mahluk superior.Legenda sering
memunculkan figur istimewa,namun tidak dianggap keramat seperti tokoh
mite.Tokoh-tokoh kepahlawanan sering muncul dalam legenda tertentu dan legenda
ini sering pula dianggap sebagai fakta sejarah yang pernah terjadi.
8. Menurut Prof.Dr.Ismail Hamid
menganggap bahwa legenda merupakan
sejarah rakyat karena legenda mempunyai latar belakang sejarah.
Jenis-jenis legenda
Jan Harold Brunvand
(Via Danandjaja,1986:87) menggolongkan legenda ke dalam empat jenis,yaitu:
1. Legenda
Keagamaan (Religious Legends)
Legenda keagamaan
adalah legenda yang ceritanya berkaitan dengan kehidupan keagamaan.Legenda ini
misalnya legenda tentang orang-orang tertentu.Kelompok
tertentu,misalnya
cerita tentang penyebar agama Islam di Jawa.Kelompok orang-orang ini dikenal
dengan sebutan Wali Songo.
2. Legenda
Alam Gaib (Supernatural Legends)
Legenda ini biasanya
berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami
seseorang.Fungsi legenda semacam ini adalah untuk meneguhkan kebenaran
“takhayul” atau kepercayaan rakyat.Jadi,legenda alam gaib adalah cerita-cerita
pengalaman seseorang dengan mahluk-mahluk gaib,hantu-hantu,siluman,dan
gejala-gejala alam gaib.Contoh legenda alam gaib,misalnya kepercayaan terhadap
adanya hantu,Genderuwo,Sundel bolong,dan Nyi Blorong.
3. Legenda
Perorangan (Personal Legends)
Legenda perorangan
merupakan cerita mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap benar-benar
terjadi.Di Indonesia,legenda ini banyak sekali.misalnya Sabai Nan Aluih dari
Sumatera,Si Pitung dan Nyai Dasima dari Jakarta,Lutung Kasarung dari Jawa
Barat.
4. Legenda
Lokal atau Setempat (Local Legends)
Legenda lokal atau
setempat adalah legenda yang berhubungan dengan nama tempat,terjadinya
gunung,bukit,danau,dan sebagainya.Misalnya legenda terjadinya Danau Toba di
Sumatera,Sangkuriang(legenda gunung Tangkuban Perahu) di Jawa Barat,dan
Rorojonggrang di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Ciri_ciri legenda
1.
Oleh yang empunya
cerita dianggap sebagai suatu kejadian yang sunggu-sungguh pernah terjadi.
2.
Bersifat sekuler atau
keduniawian,terjadinya pada masa yang belum begitu lampau dan bertempat di
dunia seperti yang kita kenal sekarang.Tokoh utama dalam legenda adalah
manusia.
3.
“Sejarah”
kolektif,maksudnya sejarah yang banyak mengalami distorsi karena seringkali
dapat jauh berbeda dengan kisah aslunya.
4.
Bersifat
migration,yakni dapat berpindah-pindah,sehingga dikenal luas di daerah-daerah
yang berbeda.
5.
Bersifat siklus,yaitu
sekelompok cerita yang berkisar pada suatu tokoh atau kejadian
tertentu,misalnya di Jawa,legenda-legenda mengenai Panji.
Fungsi Legenda
1. Menggugah
minat baca anak.
2. Sarana
membangun watak mulia.
3. Memberikan
dan memperkaya batin.
4. Sarana
hiburan dan penarik perhatian.
5. Membantu
proses peniruan perbuatan baik tokoh dalam cerita.
6. Menyalurkan
dan mengembangkan emosi.
7.
Media penyampaian pesan
atau nilai moral dan agama yang efektif.
(e) Mite atau Mitos
Pengertian Mite atau mitos
1. Menurut
Bascom (Via Danandjaja,1986:50) mite adalah cerita prosa rakyat yang dianggap
benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang empunya cerita.Mite tokohnya
para dewa atau mahluk setengah dewa.Terjadi di dunia lain yang bukan seperti
kita kenal sekarang,dan terjadi pada masa lampau.
2. Menurut
J.S.Badudu (1986:4-5) mitos adalah dongeng atau cerita tentang dewa-dewa atau
pahlawan yang dipuja-puja.
3. Keberadaan
tokoh mitos seperti yang diuraikan pakar Folklor,James Danandjaja,meski sebagai
pribadi pahlawan-pahlawan,mitos itu tokoh sejarah.Namun,riwayat hidupnya yang
kita kenal dalam mite bukan sejarah itu sendiri.Riwayat itu tidak diambil dari
pribadi asli tokoh sejarah,melainkan diambil dari riwayat tradisipnal yang
masuk dalam Folklor (1984:6).
Contoh-contoh mite
1. Cerita
tentang terjadinya Mado-Mado atau Marga di Nias (Sumatera Utara).
2. Cerita
Barong di Bali.
3. Cerita
pemindahan gunung suci Mahameru di India oleh para dewa ke Gunung Semeru yang
dianggap suci oleh orang Jawa dan Bali.
4. Cerita
Nyai Roro Kidul (Ratu Laut Selatan).
5. Cerita
Joko Tarub.
6. Cerita
Dewi Nawangwulan.
Fungsi
Mite
1. Sebagai
sistem proyeksi,yakni sebagai alat pencerminan angan-angan suatu kolektif.
2. Sebagai
alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan.
3. Sebagai
alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh
anggota kolektifnya.
4. Sebagai
alat pendidikan anak.
2.3
Unsur-unsur yang membangun cerita anak-aanak
Adapun unsur-unsur karya sastra yang membangun
cerita anak—anak diantaranya adalah:
1.
Tema cerita
Tema dalam sebuah
cerita ibarat pondasi pada sebuah bangunan.Ini artinya elemen atau unsur yang
pertama harus ada dalam sebuah cerita adalah tema.Tema yang terkandung dalam
cerita anak-anak berisi pertentangan antara baik dan buruk.Secara lebih
kongkrit tema pertentangan baik dan buruk ini dinyatakan dalam bentuk kejujuran
melawan kebohongan,keadilan melawan kezaliman,kelembutan melawan kekerasan.
2.
Amanat
Cerita anak-anak yang
bersifat didaktis pada umumnya mengandung ajaran moral,pengetahuan dan
keterampilan.Amanat pada sebuah cerita dapat disampaikan secara implisit
(tersurat) maupun eksplisit (tersirat).
3. Tokoh
Tokoh adalah individu
rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan di Dalam berbagai peristiwa
cerita.Tokoh pada umumnya berwujud manusia tetapi dapat juga berwujud binatang
atau benda yang diinsankan atau diserupai sebagai manusia
4. Latar
Latar atau setting
diartikan juga sebagai landasan tumpu sebuah cerita.Secara kasat mata,latar
dalam cerita berkenaan dengan tempat atau ruang atau waktu yang tergambar dalam
sebuah cerita.Secara terperinci,latar meliputi penggambaran lokasi
geografis,termasuk tipografi,pemandangan,sampai kepada perincian perlengkapan sebuah
ruangan,pekerjaan atau kesibukan sehari-hari para tokoh,waktu
berlakunya,kejadian masa terjadinya,musim terjadinya,lingkungan
agama,moral,intelektual dan sosial para tokoh.
5. Alur
Alur atau plot adalah
jalan cerita.Dalam cerita anak,penggunaan alur tidak serumit dalam cerita orang
dewasa.Hal ini disebabkan oleh pengalaman dan daya berpikir anak yang masih
terbatas untuk memahami ide-ide yang rumit.Penggunaan alur yang sederhana ini
biasa disebut dengan alur datar.Alur datardijabarkan melalui gaya bercerita
secara langsung.
6. Sudut
Pandang
Sudut pandang atau
pusat pengisahan (point of view) digunakan pengarang dalam menciptakan
cerita.Secara garis besar,sudut pandang dibedakan menjadi dua,yaitu sudut
pandang orang pertama yang disebut dengan akuan dan sudut pandang orang ketiga
yang disebut dengan diaan atau disebut dengan insider atau outsider.
7.
Gaya
Gaya dalam bercerita
berkaitan dengan sasaran cerita,artinya cerita yang dituturkan untuk
siapa.Cerita untuk siswa SD menggunakan bahasa dengan gaya yang berbeda dengan
cerita yang ditujukan untuk remaja,orang dewasa atau orang yang sudah usia
lanjut.Melalui gaya bercerita,pengarang bertujuan untuk menampilkan
suasana,latar,tokoh,dan unsur-unsur cerita yang lain menjadi hidup.Apapun jenis
cerita,tujuan,dan sasaran yang dimaksudkan melalui tulisan,ciri,atau
karakteristik yang dimilikinya akan tampak dalam gaya tulisannya
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1. Cerita
anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan
berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia
antara 6-13 tahun.
2. Fungsi cerita anak-anak
antara lain:
a) Mengajarkan
nilai moral yang baik.
Dengan
memilih dongeng yang isi ceritanya bagus,maka akan tertanam nilai-nilai moral
yang baik.Setelah mendongeng sebaiknya pendongeng menjelaskan mana yang baik
yang patut ditiru dan mana yang buruk dan tidak perlu ditiru dalam kehidupan
sehari-hari.
b) Mengembangkan
daya imajinasi anak
Anak
yang mendengarkn dongeng dapat membuat anak berimajinasi bagaimana jalan cerita
dan karakternya.Anak-anak akan terbiasa berimajinasi untuk memvisualisasikan
sesuatu di dalam pikirannya untuk menjabarkan atau menyelesaikan suatu
permasalahan.
c) Menambah
wawasan anak
Anak-anak yang terbiasa
mendengar dongeng dari pendongengnya,biasanya akan bertambah perbendaharaan
kata,ungkapan,watak orang,sejarah,,sifat baik,sifat buruk,dan teknik bercerita.
d) Meningkatkan
kreativitas anak
Kreativitas anak bisa
berkembang dalam berbagai bidang,jika
dongeng yang disampaikan dibuat sedemikian rupa menjadi berbobot.
e) Mendekatkan anak-anak dengan orang tuanya
Terjadinya interaksi
tanya jawab antara anak-anak dengan orang tuanya secara tidak langsung akan
mempererat tali kasih sayang diantara keduanya.
f) Menghilangkan ketegangan atau stress
Jika
anak sudah hobi mendengarkan cerita dongeng,maka anak-anak akan merasa senang
dan bahagia jika mendengar dongeng.Dengan perasaan senang dan diiringi canda
tawa,maka berbagai rasa tegang,mood yang buruk dan rasa-rasa negatif lain bisa
menghilang dengan sendirinya.
g) Memberikan hiburan
Salah
satu fungsi dongeng adalah memberikan hiburan.Hiburan perlu untuk perkembangan
anak.Selain itu,dongeng juga meningkatkan apresiasi anak terhadap sastra.
3.
Jenis-jenis cerita
anak-anak,antara lain:
(a)
Cerita Jenaka
Cerita jenaka merupakan
cerita yang mengungkapkan hal nihwal atau tingkah laku seorang tokoh yang
lucu.Kelucuan yang diungkapkan dapat berupa karena kebodohan sang tokoh atau
karena kecerdikannya.
(a) Dongeng
Dongeng adalah suatu
kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan didasari atas angan-angan atau
khayalan.
(b) Fabel
Fabel adalah cerita
yang menampilkan hewan-hewan sebagai tokoh-tokohnya.Di dalam fabel,para hewan
atau binatang digambarkan sebagaimana layaknya manusia yang dapat
berpikir,berekspresi,dan berbicara.
(c) Legenda
Legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang
ada hubungannya dengan peristiwa
sejarah.
(d) Mite
atau Mitos
Mite
atau mitos adalah cerita yang berkaitan dengan kepercayaan kuno,menyangkut
kehidupan dewa-dewa atau kehidupan mahluk halus.Mitos merupakan cerita yang
mengandung unsur-unsur nisteri,dunia gaib,dan alam dewa.
4. Unsur-unsur
yang membangun cerita anak-anak,antara lain:
a) Tema
cerita
Tema dalam sebuah
cerita ibarat pondasi pada sebuah bangunan.Ini artinya elemen atau unsur yang
pertama harus ada dalam sebuah cerita adalah tema.Tema yang terkandung dalam
cerita anak-anak berisi pertentangan antara baik dan buruk.Secara lebih
kongkrit tema pertentangan baik dan buruk ini dinyatakan dalam bentuk kejujuran
melawan kebohongan,keadilan melawan kezaliman,kelembutan melawan kekerasan.
b) Amanat
Cerita anak-anak yang
bersifat didaktis pada umumnya mengandung ajaran moral,pengetahuan dan
keterampilan.Amanat pada sebuah cerita dapat disampaikan secara implisit
(tersurat) maupun eksplisit (tersirat).
c) Tokoh
Tokoh adalah individu
rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan di Dalam berbagai peristiwa
cerita.Tokoh pada umumnya berwujud manusia tetapi dapat juga berwujud binatang
atau benda yang diinsankan atau diserupai sebagai manusia
d) Latar
Latar atau setting
diartikan juga sebagai landasan tumpu sebuah cerita.Secara kasat mata,latar dalam
cerita berkenaan dengan tempat atau ruang atau waktu yang tergambar dalam
sebuah cerita
e) Alur
Alur atau plot adalah
jalan cerita.Dalam cerita anak,penggunaan alur tidak serumit dalam cerita orang
dewasa.Hal ini disebabkan oleh pengalaman dan daya berpikir anak yang masih
terbatas untuk memahami ide-ide yang rumit
f) Sudut
Pandang
Sudut pandang atau
pusat pengisahan (point of view) digunakan pengarang dalam menciptakan
cerita.Secara garis besar,sudut pandang dibedakan menjadi dua,yaitu sudut
pandang orang pertama yang disebut dengan akuan dan sudut pandang orang ketiga
yang disebut dengan diaan atau disebut dengan insider atau outsider.
g) Gaya
Gaya dalam bercerita
berkaitan dengan sasaran cerita,artinya cerita yang dituturkan untuk
siapa.Cerita untuk siswa SD menggunakan bahasa dengan gaya yang berbeda dengan
cerita yang ditujukan untuk remaja,orang dewasa atau orang yang sudah usia
lanjut.
1.2
Saran
Setelah menyusun makalah ini
dengan tema karya sastra berbentu cerita anak-anak,ada beberapa saran,
1.
Lebih mendalami
pengertian karya sastra berbentuk cerita anak-anak itu sendiri sehingga kita
mampu menguraikan bagian-bagian dari cerita anak-anak dan memahami cerita
anak-anak itu sendiri.
Mencoba menjadikan
cerita anak-anak sebagai media belajar yang efektif dengan memahami fungsi dari
cerita anak-anak itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar