Kamis, 16 Januari 2014

Ekologi sebagai Dasar Ilmu Lingkungan

                                      EKOLOGI SEBAGAI DASAR ILMU LINGKUNGAN
            Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Dalam ilmu lingkungan seperti halnya ekologi, mahkluk hidup (organisme) pada dasarnya dipelajari dalam unit populasi. Populasi ialah sekelompok individu-individu mahkluk hidup yang sejenis yang hidup dalam suatu lingkungan hidup.
1.      Individu
            Individu ialah suatu satuan struktur yang membangun suatu kehidupan dalam bentuk mahkluk. Jika kita bayangkan pandangan ke sebuah kebun, maka kita mungkin akan menemukan beberapa tumbuhan misalnya : pohon pisang, pohon jambu jahe dengan demikian kita katakana individu pisang, individu jambu dan individu jahe.
            Peristiwa yang sama akan terlihat arula hewan, misalnya volvox. Volvox merupakan hewan yang bersel satu, tetapi kita tidak pernah melihat seekor volvox sebagai suatu hewan yang bersel satu yang hidup tersendiri, mereka hidup berkelompok (berkoloni). Banyak sedikit individu yang termasuk dalam satu populasi bergantung pada potensi untuk berbiak silang antara individu yang dengan individu yang lain.
2.      Populasi
            Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu suatu species mahkluk hidup yang sama. Timbul pertanyaan, berapa banyakkah individu yang dapat terkumpul menjadi sebuah populasi ? Dan berapa luaskah daerah yang dapat dihuni oleh sebuah populasi ? Biawak (varanus salvator) sejenis reptilian, yang di jumpai secara tersebar diseluruh kepulauan Indonesia. Sejauh manakah biawak ini akan dianggap sebagai populasi ? Menentukan populasi memang sukar kalau anggotanya terpisah-pisah dalam sebuah wilayah, seperti halnya dengan gajah atau harimau di Asia, pohin cemara di Eropa, bahkan manusia di dunia.
            Persaingan menimbulkan daya juang untuk mempertahankan kelangsungan hidup tang dapat di menangkan oleh yang “kuat” atas anggota yang lemah. Persaingan dalam populasi berupa persaingan langsung antara individu. Misalnya, daya pembiakan menurun atau tertekan oleh kepadatan individu jantan yang begitu besar, sehingga si jantan lebih banyak membuang waktu memperebutkan betina daripada melakukan proses pembiakan sendiri.
            Sumber daya alam ialah segala sesuatu yang bersifat alamiah yang dapat berguna bagi kehidupan kita. Kegunaan itu dapat bersifat potensial ataupun faktual. Lingkungan hidup adalah jumlah semua benda yang hidup dan tidak hidup serta kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati. Manusia di sekitar kita adalah pula bagian lingkungan hidup kita masing-masing. Oleh karena itu kelakuan manusia, dan dengan demikian kondisi sosial, merupakan pula unsur lingkungan hidap kita. Antara manusia dan lingkungan hidupnya terdapat hubungan timbal balik. Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan sebaliknya manusia dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya.
3               3.Ekosistem

Dalam suatu habitat, selain terdapat berbagai jenis mahluk hidup (komunitas), terdapat juga benda-benda seperti air, tanah, pasir, cahaya matahari, dan udara. Diantara sesame             anggota komnitas dengan benda-benda tersebut terjadi hubungan interaksi yang saling         mempengaruhi, kesatuan ini membentuk ekosistem. Sebuah akuarium atau kebun di rumah kita merupakan contoh ekosistem yang sederhana. Sebuah sungai atau hutan merupakan contoh ekosistem yang kompleks. 

Adaptasi Organisme Terhadap Lingkungannya

                                  ADAPTASI ORGANISME TERHADAP LINGKUNGANNYA
            Semua jenis organisme memiliki tempat hidup. Tempat hidup alamiah suatu jenis organisme disebut habitat. Semakin tinggi kemampuan adaptasi suatu organisme, maka semakin besar pula kemungkinan kelangsungan hdup jenis organisme itu. Manusia merupakan contoh jenis organisme yang memiliki kemampuan adaptasi sangat tinggi. Hampir semua habitat dapat dihuni oleh manusia. Kemampuan adaptasi Manusia yang sangat tinggi ini karena kemampuan otaknya yang paling tinggi dari organisme lainnya.
1.      Adaptasi Morfologi
      Adaptasi morfologi adalah kesesuaian bentuk tubuh atau struktur alat-alat tubuh tertentu suatu organisme terhadap lingkungannya. Misalnya, bentuk paruh dan kaki burung, tipe mulut serangga, bentuk tubuh hewan laut.
2.      Adaptasi Fisiologi
      Adaptasi fisiologi adalah kesesuaian fungsi kerja alat-alat tubuh suatu organisme terhadap lingkungannya. Misalnya, jumlah sel darah merah, zat kimia pada tumbuhan, kecepatan metabolisme.
3.      Adaptasi tingkah laku
            Adaptasi tingkah laku adalah perubahan tigkah laku suatu organisme untuk             menyesuaikan diri terhadap lingkungannya

Saling Ketergantungan Mahluk Hidup Terhadap Lingkungannya

MAHKLUK HIDUP DAN
LINGKUNGANNYA

                  Setiap mahluk hidup hanya dapat hidup, tumbuh dan berkembang dengan baik di tempat yang sesuai. Oleh karena itu, terbentuknya keanekaragaman mahluk hidup tidak dapat dipisahkan dengan pengaruh lingkungan. Lingkungan tempat hidup kita juga amat bervariasi. Ada tanah yang subur dan yang tandus. Ada uadara yang lembab, panas, sejuk, dan ada yang  dingin.
                                                                                                                 SALING KETERGANTUNGAN
                  Komponen penyusun suatu ekosistem dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu biotik dan abiotik. Komonen biootik terdiri atas mahluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Komponen abiotik terdiri atas benda-benda tidak hidup yang merupakan bagian dari ekosistem.
                  Ilmu lingkungan mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari hubungan antara jasad hidup dengan lingkungan. Ilmu lingkungan dapat diibaratkan sebuah poros tempat berbagai asas dan konsep aneka ragam ilmu yang terpencar dan terkhususnya dapat digabungkan kembali secara tunjang-menunjang. Penelitian ilmiah di masa lampau sering dipusatkan kepada berbagai kejadian yang sangat khas, kepada penguraian berbagai situasi yang selalu terpisah-pisah dan kepada gejala sebab akibat yang tersolasi satu yang lain.
                  Ilmu lingkungan sebenarnya ialah ekologi (ilmu murni yang mempelajari pengaruh factor lingkungan terhadap makhluk hidup) yang menerangkan berbagai asas dan konsepnya kepada masalah yang lebih luas yang menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungan. Disamping dapat menyajikan berbagai asas dan konsep umum yang dapat digunakan oleh berbagai macam ilmu secara menyeluruh, ilmu lingkungan yang dapat menonjolkan kaitan serta hubungan aneka macam ilmu.
a.       Ketergantungan Komponen Biotik Terhadap Abiotik
             Tidak ada satu pun mahluk hidup yang dapat hidup sendiri. Semua mahluk hidup bergantung pada lingkungannya, yang terdiri atas benda-benda tidak hidup (abiotik) dan mahluk hidup lainnya (biotik). Ingatlah kembali tentang zat apa saja yang diperlukan oleh tumbuhan hijau pada waktu melakukan proses fotosintesis. Untuk berlangsungnya proses fotosintesis, tumbuhan hijau memerluan air, karbondioksida dan cahaya matahari. Hal ini menunjukkan bahwa hidup tumbuhan bergantung pada benda-benda tdak hidup (abiotik), antara lain berupa cahaya matahari, air dan karbondioksida.

b.       Ketergantungan Komponen Abiotik Terhadap Biotik

             Kita dapat mencermati pengaruh komponen botik terhadap abiotik dalam cakupan yang lebih luas dengan mengamati keberadaan air dan iklim di sekitar hutan. Tumbuh-tumbuhan dalam hutan dapat menahan air hujan sehingga tidak terlalu cepat mengalir ke laut. Selain itu, akar-akar tumbuhan dapat menahan air hujan serta mencegah terjadinya erosi dan tanah longsor. Jejak-jejak cacing di dalam tanah membentuk rongga dan lubang-lubang. Rongga di dalam tanah terisi udara yang berguna bagi akar tanaman untuk pernapasan. Disamping itu, cacing tanah memasukkan daun-daun tumbuhan ke dalam liangnnya sehingga membusuk dan membentuk humus. Terjadinya humus akan menyuburkan tanah.