Selasa, 30 Juli 2013

Cerita Anak

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian cerita anak-anak
Menurut Titik W.S. ,dkk., (2003:89) bahwa,cerita anak-anak merupakan cerita sederhana yang kompleks.Kesederhanaan itu ditandai oleh syarat yang wacananya baku dan berkualitas tinggi,sehingga cerita anak-anak harus berbicara tentang kehidupan anak-anak.
Cerita anak-anak juga dikatakan sebagai sesuatu yang kompleks,artinya cerita anak-anak dibangun oleh struktur yang tidak berbeda dengan cerita orang dewasa,sebab cerita anak-anak yang sederhana itu tetap harus disusun dengan memperhatikan unsur keindahan.
Anak-anak SD dikelompokkan pada usia antara 6-13 tahun.Apabila dikelompokkan berdasarkan jenjang kelas,maka mereka terkelompok menjadi kelompok anak kelas  rendah dan  kelompok anak kelas tinggi.Kelompok kelas rendah berusia 6-9 tahun,sedangkan kelas tinggi berusia antara 10-13 tahun.
Perkembangan jiwa anak-anak usia 6-9 tahun berada pada tahap imajinasi dan fantasi yang tinggi sehingga cerita-cerita yang disenangi oleh anak-anak usia ini adalah cerita-cerita yang menandung daya khayal atau fantasi.
Cerita anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. Seperti pada jenis karya sastra umumnya, cerita anak juga berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam cerita anak memuat amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam cerita anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca, senang dan gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan emosinya. (Wahidin, 2009)
Menurut Hunt (dalam Witakania, 2008: ) mendefinisikan cerita anak sebagai buku bacaan yang dibaca oleh, yang secara khusus cocok untuk, dan yang secara khusus pula memuaskan sekelompok anggota yang kini disebut anak. Jadi cerita anak adalah buku bacaan yang sengaja ditulis untuk dibaca anak-anak. Isi buku tersebut harus sesuai dengan minat dan dunia anak-anak, sesuai dengan tingkat perkembangan emosional dan intelektual anak, sehingga dapat memuaskan mereka.
Sifat cerita anak adalah imajinasi semata, bukan berdasarkan pada fakta. Unsur imajinasi ini sangat menonjol dalam cerita anak. Hakikat cerita anak harus sesuai dengan dunia dan alam kehidupan anak-anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa. Cerita anak bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam kehidupan. (Wahidin, 2009).
Perkembangan anak akan berjalan wajar dan sesuai dengan periodenya bila disuguhi cerita yang sesuai pula. Sastra yang akan dikonsumsikan bagi anak harus mengandung tema yang mendidik, alurnya lurus dan tidak berbelit-belit, menggunakan setting yang ada di sekitar mereka atau ada di dunia mereka, tokoh dan penokohan mengandung peneladanan yang baik, gaya bahasanya mudah dipahami tapi mampu mengembangkan bahasa anak, sudut pandang orang yang tepat, dan imajinasi masih dalam jangkauan anak. (Puryanto, 2008: 2)
Sarumpaet (dalam Puryanto, 2008: 3) mengatakan persoalan-persoalan yang menyangkut masalah seks, cinta yang erotis, kebencian, kekerasan dan prasangka, serta masalah hidup mati tidak didapati sebagai tema dalam bacaan anak. Begitu pula pembicaraan mengenai perceraian, penggunaan obat terlarang, ataupun perkosaan merupakan hal yang dihindari dalam cerita anak. Artinya, tema-tema yang disebut tidaklah perlu dikonsumsi oleh anak.

2.2 Jenis-jenis cerita anak-anak
Ada beberapa jenis cerita anak-anak yang cocok untuk usia SD,antara lain:
(a)    Cerita Jenaka
*      Pengertian cerita jenaka
1.      Istilah cerita jenaka menurut Van der Tuuk (dalam Winstedt,1969:261) berasal dari bahasa sanskerta,yakni jainaka yang bermakna orang jaina atau orang yang hina.Kata ini sering ditujukan kepada seseorang yang sering mengambil keuntungan dari orang lain dengan menggunakan akalnya.Misalnya,dalam kisah-kisah Si Kancil yang sering dianggap pahlawan karena berhasil memperdaya musuh-musuhnya.
2.      Di semenanjung yang termasuk dalam kelompok cerita jenaka menurut Winstedt dan Sturrock (1941) adalah cerita dengan judul Pak Kaduk,Pak Pandir,Lebai Malang,Pak Belalang,dan Si Luncai.
3.      Di Jawa Barat,cerita ini dikenal dengan nama Si Kabayan.Di Jawa Tengah,tokoh ini dikenal dengan nama Joko Bodo,Pak Banjir,dan Pak Dungu.(Soejosoesanto,1963,75-81).
4.      Di Bali,kita mengenal tokoh ini dengan nama I Belog (Dagus,1996:269).
5.      R.J.Wilkinson (dalam Jusuf,1984:5) menyebutkan bahwa istilah cerita jenaka ini dikenal juga dengan Farce,a pratical joke atau Farcical Willing.
6.      Jumsari Jusuf,dkk (1984:4-5) menyebut kelompok cerita ini dengan istilah cerita humor.
7.      Stith Thompson dalam artikelnya yang berjudul “Myths And Folktales”(1955:482-488) mengelompokkan kisah-kisah jenaka seperti yang tersebut  di atas ke dalam dongeng dengan kategori dongeng lelucon dan anekdot (jokes dan anecdotes).

Jadi,Cerita jenaka merupakan cerita yang mengungkapkan hal nihwal atau tingkah laku seorang tokoh yang lucu.Kelucuan yang diungkapkan dapat berupa karena kebodohan sang tokoh atau karena kecerdikannya.

*      Ciri-ciri cerita jenaka
1.Struktur isi cerita
Cerita berdasarkan kepada peristiwa-peristiwa tertentu yang menyentuh watak-watak tertentu yang melucukan.Cerita-cerita dibagi kepada episode tertentu.Setiap episode tertentu boleh berdiri sendiri dan setiap episode merupakan sebuah cerita.Perkembangan plot cerita tidak ada asal usul watak,tidak ada unsur supranatural,fantasi dan unsur dewa-dewi.Kesudahan cerita terdapat dalam berbagai situasi,ada yang “happy ending” dan ada “tragik ending.
2. Watak atau perwatakan
Watak utama berpusat di kalangan rakyat biasa atau orang bawahan.Nama watak melambangkan sifat-sifat watak,seperti:
·         Watak bodoh-sial:Pak Kaduk
·         Watak pintar-bodoh : Pak Pandir
·         Watak pintar : Si Luncai dan Pak Belalang
Pewarnaan watak atau pelukisan watak dinyatakan secara jelas dari segi fisikal,seperti bentuk tubuh,cara berpakaian serta perlakuan.Terdapat watak dari kalangan istana yang peranannya tidak begitu penting dan tidak memiliki sifat ” supranatural”.Cerita dan pelukisan watak berpijak di bumi nyata,yaitu sifat-sifat sebenarnya manusia yang wujudnya di muka bumi.

3. Dari segi latar
Latar cerita berlaku di alam nyata,yaitu dalam masyarakat manusia biasa.Suasana atau latar masyarakat terdiri dari golongan masyarakat tani atau nelayan.Terdapat cerita berltar istana,namun demikian latar istana tidak bercampur-aduk dengan alam fantasi.

*      Fungsi cerita jenaka
1.   Sebagai hiburan
-          Berupaya memberikan ketenangan pikiran dan merehatkan.Unsur lucu pada sifat watak dan peristiwa lucu pada watak utama membawa kesan menggelihati dan gembira.
Contoh: Gambaran sifat-sifat watak yang melucukan Pak Pandir membawa balik seekor kambing jantan karena disuruh memanggil lebai untuk majlis kenduri.
2. Pengajaran
a. Seorang yang bodoh dan lurus selalu ditipu oleh orang lain.Contoh: Pak Kaduk diajak bertukar ayam dengan raja.
b. Jangan terlalu percaya kepada nujum.Semua itu hanya tipu muslihat saja.Contoh: Pak Belalang menunjukkan kerbau yang hilang kepada orang kampung.
c. Jangan terlalu mengikuti hati yang marah.Karena pada akhirnya kita juga yang menyesal.Contoh: Pak Kaduk yang marah isterinya menyindir,memukul istrinya hingga nati.
d.Jangan terlalu tamak.Contoh: Pak Kaduk dan Lebai Malang yang menghadiri kenduri.Mereka berdua ingin menghadiri ketiganya,akibat ketamakan mereka.Sehingga tidak ada satu kenduri pun yang mereka hadiri.
e. Jangan amalkan perbuatan berjudi atau bertaruh dengan harta benda,amalan ini akan membawa kepada kemusnahan dan kepapaan.Contoh:Pak Belalang kehilangan kapal dan hartanya karena dipertaruhkan dengan raja.
3.Sebagai kritikan sosial ( mengkritik Perkara-perkara yang tidak baik yang dilakukan oleh masyarakat.

(b) Dongeng
*      Pengertian Dongeng                                                                                                                      
1.       Dongeng adalah prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh empunya cerita,dan dongeng tidak terikat waktu maupun tempat (Bascom dalam danandjaja,1986:50)
2.      Woolfson (dalam Puspita:2009) menyatakan hasil riset menunjukkan bahwa dongeng merupakan aktifitas tradisional yang jitu bagi proses belajar dan melatih aspek emosional dalam kehidupan anak-anak.Sebab ketika seseorang masih kanak-kanak,keadaan psikologisnya masih mudah  dibentuk dan dipengaruhi.Oleh sebab itu,ketika faktor yang mempengaruhi untuk hal yang positif,maka emosi anak akan positif juga.
3.      Poerwadarminto (dalam Handajani,2008:13) menyatakan bahwa dongeng merupakan cerita tentang kejadian zaman dahulu yang aneh-aneh atau cerita yang tak terjadi.
4.      Handajani (2008:14) mengemukakan bahwa dongeng dikemas dengan perpaduan antara unsur hiburan dengan unsur pendidikan.Unsur Hiburan dalam dongeng dapat ditemukan pada penggunaan kosa kata yang bersifat lucu,sifat tokoh yang jenaka dan pengalaman tokoh yang jenaka,sedangkan dongeng memiliki unsur pendidikan ketika dongeng tersebut mengenalkan dan mengajarkan kepada anak mengenai berbagai nilai luhur,petualangan intelektual dan masalah-masalah sosial di masyarakat.

      Menurut Anti Aarne dan Stith Thompson,dongeng dikelompokkan dalam empat golongan besar,yaitu:
1.Dongeng binatang
Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi oleh binatang peliharaan atau binatang liar.Binatang-binatang dalam cerita jenis ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia.Di negara-negara Eropa binatang yang sering muncul menjadi tokoh adalah Rubah,Di Amerika Serikat binatang itu adalah kelinci,di Indonesia Kancil dan di Filipina binatang itu kera.Semua tokoh biasanya mempunyai sifat cerdik,licik dan jenaka.

2. Dongeng biasa
Dongeng biasa adalah jenis dongeng yang ditokohi manusia atau biasanya adalah kisah suka duka seseorang,misalnya Ande-Ande Lumut,Joko Kendil,Joko Tarub,Sangkuriang serta Bawang Putih Dan Bawang merah.
3. Lelucon atau anekdot
Lelucon atau anekdot adalah dongeng yang dapat menimbulkan tawa bagi yang mendengarnya maupun yang menceritakannya.Meski demikian,bagi masyarakat atau orang menjadi sasaran,dongeng ini dapat menimbulkan rasa sakit hati.
4.  Dongeng berumus
Dongeng berumus adalah dongeng yang strukturnya terdiri dari pengulangan.Dongeng ini ada tiga macam,yaitu dongeng bertimbun banyak (cumulative tales),dongeng untuk mempermainkan orang (catch tales),dan dongeng yang tidak mempunyai akhir (endless tales).

*      Komponen-komponen dalam dongeng
Dongeng termasuk ke dalam cerita narative,maka dari itu susunan penulisannya atau penyampaiannya dan bentuknya sama dengan cerita-cerita narative,hanya ada beberapa saja yang berbeda tetapi pada dasarnya semuanya sama.
Di dalam dongeng juga ada pelaku,tema,dan ciri-cirinya,yaitu;
*      Pelaku atau tokoh dalam dongeng
1.      Dewa dan Dewi,Ibu dan Saudara tiri yang jahat,Raja dan Ratu,Pangeran dan Putri serta ahli nujum.
2.      Peri,Wanita penyihir,Raksasa,Orang kerdil Putri Duyung,Monster,Naga.
3.      Binatang,misalnya ikan ajaib dan Kancil.
*      Tema dongeng
1.      Moral tentang kebaikan yang selalu menang melawan kejahatan.
2.      Kejadian yang terjadi pada masa lampau di suatu tempat yang jauh sekali.
3.      Tugas yang tak mungkin dilaksanakan.
4.      Mantra ajaib,misalnya mantra untuk mengubah orang menjadi binatang.
5.      Daya tarik yang timbul melalui kebaikan dan cinta.
6.      Pertolongan yang diberikan kepada orang baik oleh mahluk dengan kekuatan ajaib .
7.      Keberhasilan anak ketiga atau anak bungsu ketika sang kakak gagal.
8.      Kecantikan dan keluhuran anak ketiga atau anak bungsu.
9.      Kecemburuan saudarakandung yang lebih tua.
10.  Kejahatan ibu tira.
*      Ciri-ciri dongeng
1.      Menggunakan alur sederhana.
2.      Cerita singkat dan bergerak cepat.
3.      Karakter tokoh tidak diurai secara rinci.
4.      Ditulis dengan gaya penceritaan lisan.
5.      Terkandung pesan dan tema ditulis dalam cerita.
6.      Biasanya pendahuluan singkat dan langsung.
7.      Dipengaruhi oleh agama Hindu dan Islam
8.      Banyak terdapat pepatah dan petitih
9.      Menggunakan bahasa klise
10.  Bersifat kurang dinamis
11.  Nama pengarang tidak tertulis
12.  Isi banyak khayalan
*      Fungsi Dongeng
1 .Mengajarkan nilai moral yang baik
Dengan memilih dongeng yang isi ceritanya bagus,maka akan tertanam nilai-nilai moral yang baik.Setelah mendongeng sebaiknya pendongeng menjelaskan mana yang baik yang patut ditiru dan mana yang buruk dan tidak perlu ditiru dalam kehidupan sehari-hari.
2.Mengembangkan daya imajinasi anak
    Anak yang mendengarkn dongeng dapat membuat anak berimajinasi bagaimana jalan cerita dan karakternya.Anak-anak akan terbiasa berimajinasi untuk memvisualisasikan sesuatu di dalam pikirannya untuk menjabarkan atau menyelesaikan suatu permasalahan.



3. Menambah wawasan anak
 Anak-anak yang terbiasa mendengar dongeng dari pendongengnya,biasanya akan bertambah perbendaharaan kata,ungkapan,watak orang,sejarah,,sifat baik,sifat buruk,dan teknik bercerita.
4 .Meningkatkan kreativitas anak
     Kreativitas anak bisa berkembang dalam berbagai bidang,jika  dongeng yang disampaikan dibuat sedemikian rupa menjadi berbobot.
5. Mendekatkan anak-anak dengan orang tuanya
     Terjadinya interaksi tanya jawab antara anak-anak dengan orang tuanya secara tidak langsung akan mempererat tali kasih sayang diantara keduanya.
6. Menghilangkan ketegangan atau stress
Jika anak sudah hobi mendengarkan cerita dongeng,maka anak-anak akan merasa senang dan bahagia jika mendengar dongeng.Dengan perasaan senang dan diiringi canda tawa,maka berbagai rasa tegang,mood yang buruk dan rasa-rasa negatif lain bisa menghilang dengan sendirinya.
7. Memberikan hiburan
     Salah satu fungsi dongeng adalah memberikan hiburan.Hiburan perlu untuk perkembangan anak.Selain itu,dongeng juga meningkatkan apresiasi anak terhadap sastra.
*   Tujuan mendongeng
Priyono (2006:12) menyebutkan beberapa tujuan mendongene,yaitu:
1.      Merangsang dan menumbuhkan imajinasi dan daya fantasi anak secara wajar.
2.      Mengembangkan daya penalaran,sikap kritis serta kreatif.
3.      Mempunyai sikap kepedulian dan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
4.      Dapat membedakan perbuatan yang baik dan perlu ditiru dengan yang buruk dan tidak perlu ditiru.
5.      Menumbuhkan rasahormat dan terciptanya kepercayaan diri dan sikap terpuji pada anak.



(C  ) Fabel
1.         Priyono (2006:10) mendeskripsikan fabel sebagai dongeng tentang kehidupan binatang yang digambarkan dan bisa berbicara seperti manusia,biasanya bersifat sindiran atau kiasan.
2.         Sedangkan Agus D.S (2008:12) menjelaskan fabel sebagai dongeng yang ditokohi atau binatang liar.
3.         Secara sederhana,fabel didefinisikan sebagai cerita dengan hewan sebagai tokohnya.Dalam fabel,tokoh hewan itu digambarkan dapat bicara dan berpikir layaknya manusia.Cerita binatang (fabel) adalah salah satu cerita yang sangat populer.Tiap-tiap bangsa di dunia mempunyai cerita binatang atau fabel (Fang,1991:6).

*      Fungsi Fabel
Hollowel (dalam Agus D.S,2008:91) menyatakan enam segi positif dari sebuah fabel,yaitu:
1.         Mengembangkan imajinasi dan memberikan pengalaman emosional yang mendalam.
2.         Memuaskan kebutuhan ekspresi diri.
3.         Menanamkan pendidikan moral tanpa harus menggurui.
4.         Menumbuhkan rasa humor yang sehat.
5.         Mempersiapkan apresiasi sastra.
6.         Memperluas cakrawala khayal anak.

(d) Legenda
1.   Legenda berasal dari bahasa latin “Legere”,yaitu cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi.Oleh karena itu,legenda seringkali dianggap sebagai “sejarah” kolektif (Folk History).
2. Menurut Pudentia,legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar-banar terjadi,tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga membedakannya dengan Mite atau mitos.
3. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005.legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah.
4. Menurut Emeis,legenda adalah cerita kuno yang setengah berdasarkan sejarah dan setengahnya lagi berdasarkan angan-angan.
5. Menurut William R. Bascom,legenda adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite atau mitos,yaitu dianggap benar-benar terjadi,tetapi tidak dianggap suci.
6. Menurut Hooykaas,legenda adalah dongeng tentang hal-hal yang berdasarkan sejarah yang mengandung sesuatu hal yang ajaib atau kejadian yang menandakan kesaktian.
7. Dalam bukunya (Tradisi Lisan Jawa,2005:164) Suwardi memaparkan bahwa legenda merupakan cerita asal-usul suatu tempat dengan ditandainya tokoh mahluk superior.Legenda sering memunculkan figur istimewa,namun tidak dianggap keramat seperti tokoh mite.Tokoh-tokoh kepahlawanan sering muncul dalam legenda tertentu dan legenda ini sering pula dianggap sebagai fakta sejarah yang pernah terjadi.
8. Menurut Prof.Dr.Ismail Hamid menganggap  bahwa legenda merupakan sejarah rakyat karena legenda mempunyai latar belakang sejarah.

*      Jenis-jenis legenda
Jan Harold Brunvand (Via Danandjaja,1986:87) menggolongkan legenda ke dalam empat jenis,yaitu:
1.   Legenda Keagamaan (Religious Legends)
Legenda keagamaan adalah legenda yang ceritanya berkaitan dengan kehidupan keagamaan.Legenda ini misalnya legenda tentang orang-orang tertentu.Kelompok
tertentu,misalnya cerita tentang penyebar agama Islam di Jawa.Kelompok orang-orang ini dikenal dengan sebutan Wali Songo.
2.   Legenda Alam Gaib (Supernatural Legends)
Legenda ini biasanya berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang.Fungsi legenda semacam ini adalah untuk meneguhkan kebenaran “takhayul” atau kepercayaan rakyat.Jadi,legenda alam gaib adalah cerita-cerita pengalaman seseorang dengan mahluk-mahluk gaib,hantu-hantu,siluman,dan gejala-gejala alam gaib.Contoh legenda alam gaib,misalnya kepercayaan terhadap adanya hantu,Genderuwo,Sundel bolong,dan Nyi Blorong.


3.   Legenda Perorangan (Personal Legends)
Legenda perorangan merupakan cerita mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap benar-benar terjadi.Di Indonesia,legenda ini banyak sekali.misalnya Sabai Nan Aluih dari Sumatera,Si Pitung dan Nyai Dasima dari Jakarta,Lutung Kasarung dari Jawa Barat.
4.   Legenda Lokal atau Setempat (Local Legends)
Legenda lokal atau setempat adalah legenda yang berhubungan dengan nama tempat,terjadinya gunung,bukit,danau,dan sebagainya.Misalnya legenda terjadinya Danau Toba di Sumatera,Sangkuriang(legenda gunung Tangkuban Perahu) di Jawa Barat,dan Rorojonggrang di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
*      Ciri_ciri legenda
1.         Oleh yang empunya cerita dianggap sebagai suatu kejadian yang sunggu-sungguh pernah terjadi.
2.         Bersifat sekuler atau keduniawian,terjadinya pada masa yang belum begitu lampau dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang.Tokoh utama dalam legenda adalah manusia.
3.         “Sejarah” kolektif,maksudnya sejarah yang banyak mengalami distorsi karena seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslunya.
4.         Bersifat migration,yakni dapat berpindah-pindah,sehingga dikenal luas di daerah-daerah yang berbeda.
5.         Bersifat siklus,yaitu sekelompok cerita yang berkisar pada suatu tokoh atau kejadian tertentu,misalnya di Jawa,legenda-legenda mengenai Panji.
*      Fungsi Legenda
1.      Menggugah minat baca anak.
2.      Sarana membangun watak mulia.
3.      Memberikan dan memperkaya batin.
4.      Sarana hiburan dan penarik perhatian.
5.      Membantu proses peniruan perbuatan baik tokoh dalam cerita.
6.      Menyalurkan dan mengembangkan emosi.
7.      Media penyampaian pesan atau nilai moral dan agama yang efektif.


(e) Mite atau Mitos
*      Pengertian Mite atau mitos
1.      Menurut Bascom (Via Danandjaja,1986:50) mite adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang empunya cerita.Mite tokohnya para dewa atau mahluk setengah dewa.Terjadi di dunia lain yang bukan seperti kita kenal sekarang,dan terjadi pada masa lampau.
2.      Menurut J.S.Badudu (1986:4-5) mitos adalah dongeng atau cerita tentang dewa-dewa atau pahlawan yang dipuja-puja.
3.      Keberadaan tokoh mitos seperti yang diuraikan pakar Folklor,James Danandjaja,meski sebagai pribadi pahlawan-pahlawan,mitos itu tokoh sejarah.Namun,riwayat hidupnya yang kita kenal dalam mite bukan sejarah itu sendiri.Riwayat itu tidak diambil dari pribadi asli tokoh sejarah,melainkan diambil dari riwayat tradisipnal yang masuk dalam Folklor (1984:6).
*      Contoh-contoh mite
1.   Cerita tentang terjadinya Mado-Mado atau Marga di Nias (Sumatera Utara).
2.   Cerita Barong di Bali.
3.   Cerita pemindahan gunung suci Mahameru di India oleh para dewa ke Gunung Semeru yang dianggap suci oleh orang Jawa dan Bali.
4.   Cerita Nyai Roro Kidul (Ratu Laut Selatan).
5.   Cerita Joko Tarub.
6.   Cerita Dewi Nawangwulan.
*   Fungsi Mite
1.   Sebagai sistem proyeksi,yakni sebagai alat pencerminan angan-angan suatu kolektif.
2.   Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan.
3.   Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh anggota kolektifnya.
4.   Sebagai alat pendidikan anak.




2.3 Unsur-unsur yang membangun cerita anak-aanak
 Adapun unsur-unsur karya sastra yang membangun cerita anak—anak diantaranya adalah:
1.      Tema cerita
Tema dalam sebuah cerita ibarat pondasi pada sebuah bangunan.Ini artinya elemen atau unsur yang pertama harus ada dalam sebuah cerita adalah tema.Tema yang terkandung dalam cerita anak-anak berisi pertentangan antara baik dan buruk.Secara lebih kongkrit tema pertentangan baik dan buruk ini dinyatakan dalam bentuk kejujuran melawan kebohongan,keadilan melawan kezaliman,kelembutan melawan kekerasan.
2.         Amanat
Cerita anak-anak yang bersifat didaktis pada umumnya mengandung ajaran moral,pengetahuan dan keterampilan.Amanat pada sebuah cerita dapat disampaikan secara implisit (tersurat) maupun eksplisit (tersirat).
3.      Tokoh
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan di Dalam berbagai peristiwa cerita.Tokoh pada umumnya berwujud manusia tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang diinsankan atau diserupai sebagai manusia
4.      Latar
Latar atau setting diartikan juga sebagai landasan tumpu sebuah cerita.Secara kasat mata,latar dalam cerita berkenaan dengan tempat atau ruang atau waktu yang tergambar dalam sebuah cerita.Secara terperinci,latar meliputi penggambaran lokasi geografis,termasuk tipografi,pemandangan,sampai kepada perincian perlengkapan sebuah ruangan,pekerjaan atau kesibukan sehari-hari para tokoh,waktu berlakunya,kejadian masa terjadinya,musim terjadinya,lingkungan agama,moral,intelektual dan sosial para tokoh.
5.      Alur
Alur atau plot adalah jalan cerita.Dalam cerita anak,penggunaan alur tidak serumit dalam cerita orang dewasa.Hal ini disebabkan oleh pengalaman dan daya berpikir anak yang masih terbatas untuk memahami ide-ide yang rumit.Penggunaan alur yang sederhana ini biasa disebut dengan alur datar.Alur datardijabarkan melalui gaya bercerita secara langsung.

6.      Sudut Pandang
Sudut pandang atau pusat pengisahan (point of view) digunakan pengarang dalam menciptakan cerita.Secara garis besar,sudut pandang dibedakan menjadi dua,yaitu sudut pandang orang pertama yang disebut dengan akuan dan sudut pandang orang ketiga yang disebut dengan diaan atau disebut dengan insider atau outsider.
7.      Gaya
Gaya dalam bercerita berkaitan dengan sasaran cerita,artinya cerita yang dituturkan untuk siapa.Cerita untuk siswa SD menggunakan bahasa dengan gaya yang berbeda dengan cerita yang ditujukan untuk remaja,orang dewasa atau orang yang sudah usia lanjut.Melalui gaya bercerita,pengarang bertujuan untuk menampilkan suasana,latar,tokoh,dan unsur-unsur cerita yang lain menjadi hidup.Apapun jenis cerita,tujuan,dan sasaran yang dimaksudkan melalui tulisan,ciri,atau karakteristik yang dimilikinya akan tampak dalam gaya tulisannya

BAB III
PENUTUP
1.1  Kesimpulan
1.      Cerita anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun.
2.      Fungsi cerita anak-anak antara lain:
a)      Mengajarkan nilai moral yang baik.
Dengan memilih dongeng yang isi ceritanya bagus,maka akan tertanam nilai-nilai moral yang baik.Setelah mendongeng sebaiknya pendongeng menjelaskan mana yang baik yang patut ditiru dan mana yang buruk dan tidak perlu ditiru dalam kehidupan sehari-hari.
b)      Mengembangkan daya imajinasi anak
Anak yang mendengarkn dongeng dapat membuat anak berimajinasi bagaimana jalan cerita dan karakternya.Anak-anak akan terbiasa berimajinasi untuk memvisualisasikan sesuatu di dalam pikirannya untuk menjabarkan atau menyelesaikan suatu permasalahan.
c)      Menambah wawasan anak
Anak-anak yang terbiasa mendengar dongeng dari pendongengnya,biasanya akan bertambah perbendaharaan kata,ungkapan,watak orang,sejarah,,sifat baik,sifat buruk,dan teknik bercerita.
d)   Meningkatkan kreativitas anak
Kreativitas anak bisa berkembang dalam berbagai bidang,jika  dongeng yang disampaikan dibuat sedemikian rupa menjadi berbobot.
e)       Mendekatkan anak-anak dengan orang tuanya
Terjadinya interaksi tanya jawab antara anak-anak dengan orang tuanya secara tidak langsung akan mempererat tali kasih sayang diantara keduanya.
f)        Menghilangkan ketegangan atau stress
Jika anak sudah hobi mendengarkan cerita dongeng,maka anak-anak akan merasa senang dan bahagia jika mendengar dongeng.Dengan perasaan senang dan diiringi canda tawa,maka berbagai rasa tegang,mood yang buruk dan rasa-rasa negatif lain bisa menghilang dengan sendirinya.
g)       Memberikan hiburan
Salah satu fungsi dongeng adalah memberikan hiburan.Hiburan perlu untuk perkembangan anak.Selain itu,dongeng juga meningkatkan apresiasi anak terhadap sastra.
3.      Jenis-jenis cerita anak-anak,antara lain:
(a) Cerita Jenaka
Cerita jenaka merupakan cerita yang mengungkapkan hal nihwal atau tingkah laku seorang tokoh yang lucu.Kelucuan yang diungkapkan dapat berupa karena kebodohan sang tokoh atau karena kecerdikannya.
(a)    Dongeng
Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan didasari atas angan-angan atau khayalan.
(b)   Fabel
Fabel adalah cerita yang menampilkan hewan-hewan sebagai tokoh-tokohnya.Di dalam fabel,para hewan atau binatang digambarkan sebagaimana layaknya manusia yang dapat berpikir,berekspresi,dan berbicara.
(c)    Legenda
Legenda  adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa      sejarah.
(d)   Mite atau Mitos
Mite atau mitos adalah cerita yang berkaitan dengan kepercayaan kuno,menyangkut kehidupan dewa-dewa atau kehidupan mahluk halus.Mitos merupakan cerita yang mengandung unsur-unsur nisteri,dunia gaib,dan alam dewa.
4.      Unsur-unsur yang membangun cerita anak-anak,antara lain:
a)      Tema cerita
Tema dalam sebuah cerita ibarat pondasi pada sebuah bangunan.Ini artinya elemen atau unsur yang pertama harus ada dalam sebuah cerita adalah tema.Tema yang terkandung dalam cerita anak-anak berisi pertentangan antara baik dan buruk.Secara lebih kongkrit tema pertentangan baik dan buruk ini dinyatakan dalam bentuk kejujuran melawan kebohongan,keadilan melawan kezaliman,kelembutan melawan kekerasan.
b)      Amanat
Cerita anak-anak yang bersifat didaktis pada umumnya mengandung ajaran moral,pengetahuan dan keterampilan.Amanat pada sebuah cerita dapat disampaikan secara implisit (tersurat) maupun eksplisit (tersirat).
c)      Tokoh
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan di Dalam berbagai peristiwa cerita.Tokoh pada umumnya berwujud manusia tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang diinsankan atau diserupai sebagai manusia
d)     Latar
Latar atau setting diartikan juga sebagai landasan tumpu sebuah cerita.Secara kasat mata,latar dalam cerita berkenaan dengan tempat atau ruang atau waktu yang tergambar dalam sebuah cerita
e)      Alur
Alur atau plot adalah jalan cerita.Dalam cerita anak,penggunaan alur tidak serumit dalam cerita orang dewasa.Hal ini disebabkan oleh pengalaman dan daya berpikir anak yang masih terbatas untuk memahami ide-ide yang rumit
f)       Sudut Pandang
Sudut pandang atau pusat pengisahan (point of view) digunakan pengarang dalam menciptakan cerita.Secara garis besar,sudut pandang dibedakan menjadi dua,yaitu sudut pandang orang pertama yang disebut dengan akuan dan sudut pandang orang ketiga yang disebut dengan diaan atau disebut dengan insider atau outsider.
g)      Gaya
Gaya dalam bercerita berkaitan dengan sasaran cerita,artinya cerita yang dituturkan untuk siapa.Cerita untuk siswa SD menggunakan bahasa dengan gaya yang berbeda dengan cerita yang ditujukan untuk remaja,orang dewasa atau orang yang sudah usia lanjut.



1.2     Saran
             Setelah menyusun makalah ini dengan tema karya sastra berbentu cerita anak-anak,ada beberapa saran,
1.      Lebih mendalami pengertian karya sastra berbentuk cerita anak-anak itu sendiri sehingga kita mampu menguraikan bagian-bagian dari cerita anak-anak dan memahami cerita anak-anak itu sendiri.
Mencoba menjadikan cerita anak-anak sebagai media belajar yang efektif dengan memahami fungsi dari cerita anak-anak itu sendiri.